Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Balitbangtan: 50 Tanaman Herbal Berpotensi Sebagai Antivirus

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Beberapa produk tanaman herbal di Tanah Air. Kredit: ANTARA/Dokumentasi Badan Litbang Pertanian Kementan
Beberapa produk tanaman herbal di Tanah Air. Kredit: ANTARA/Dokumentasi Badan Litbang Pertanian Kementan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian menyebutkan sedikitnya ada 50 tanaman herbal di Indonesia berpotensi dikembangkan sebagai antivirus.

Kepala Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) Balitbangtan Kementan Evi Savitri Iriani di Jakarta, Sabtu, 27 Juni 2020, mengatakan Indonesia memiliki keragaman biodiversitas yang sangat tinggi, dengan menempati posisi ketiga di dunia dan ada sekitar 30 ribu tanaman yang sudah diidentifikasi.

Dari hasil studi literatur dan empiris, tambahnya, sekitar 10 ribu tanaman berpotensi sebagai sumber pengobatan serta beberapa tanaman memiliki kemampuan antivirus dan peningkat imunitas.

"Pada saat awal pandemi Covid-19, Balittro sudah mengidentifikasi dari berbagai sumber, publikasi dan empiris. Kami melihat ada sekitar 50 tanaman yang memiliki potensi dilihat dari bahan aktif yang dikandungnya serta potensi untuk pengembangannya," kata Evi melalui keterangan tertulis.

Menurut dia, kriteria untuk pengembangan tanaman tersebut adalah cocok ditanam di Indonesia, dapat meningkatkan kesejahteraan petani, kemudahan untuk mengakses bahan baku, serta tingkat efektivitas terhadap virus atau penyakit lain.

Tanaman tersebut dibagi dalam dua jenis, yaitu tanaman yang mengandung flavanoid/alkaloid dan essential oil.

"Untuk tanaman yang mengandung flavanoid biasanya digunakan metode ekstraksi, sementara untuk yang mengandung aroma terapi kita menggunakan metode distilasi," ujarnya.

Tahapan pemanfaatan herbal sebagai antivirus, lanjutnya, membutuhkan waktu yang sangat panjang mulai dari studi literatur/empiris, isolasi bahan aktif, studi bioinformatika, uji in vitro, uji in vivo, uji praklinis, hingga uji klinis tahap 1 hingga tahap 4.

Secara umum, suatu tanaman herbal dianggap memiliki kemampuan sebagai antivirus dilakukan melalui banyak mekanisme, di antaranya menghambat sintesis RNA dan bereaksi dengan membran virus, merusak sebagian envelop virus, menghambat replikasi dan anti-hemaglutinasi, serta menghambat penetrasi virus pada sel melalui modulasi struktur permukaan virus.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Selain itu, memiliki kemampuan untuk memproduksi antibodi yang nantinya bertugas untuk membunuh virus yang masuk ke dalam sel," ujarnya.

Evi menerangkan Balittro telah memiliki beberapa kandidat tanaman rempah dan obat yang berpotensi untuk pandemi Covid-19, di antaranya pala, lada, cengkeh, kayu manis, kapulaga, kunyit, temulawak, sambiloto, dan meniran.

Selain itu juga atsiri yang berasal dari tanaman serai wangi, eucalyptus, kayu putih, rosemary, dan peppermint.

Atsiri lebih banyak berasal dari jenis cajuput, yaitu Melaleuca cajuput (M leucadendra). Cajuput dikenal sebagai pengobatan turun temurun untuk mengurangi masuk angin, perut kembung, flu, gigitan serangga serta memberi rasa hangat pada tubuh.

Sebagaimana eucalyptus, cajuput juga memiliki kemampuan antivirus dan antimikroba karena memiliki kandungan cineol 1,8 bervariasi antara 40-70 persen.

Sementara itu, Kepala Balitbangtan Fadjry Djufri menyatakan pihaknya terus mendorong beberapa unit pelaksana teknis (UPT) yang ada di Balitbangtan untuk terus mencoba mencari potensi dari sekian banyak pangan lokal dan obat herbal yang bisa memberikan solusi-solusi untuk menekan perkembangan Covid-19.

Balitbangtan melalui Balittro, Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet), serta Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen) telah mengembangkan prototipe produk antivirus berbasis eucalyptus yang diluncurkan pada awal Mei 2020 dan telah dilakukan kerja sama dengan PT Eagle Indo Pharma untuk komersialisasi produk tersebut.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Tips Menjaga Bau Mulut saat Puasa

36 hari lalu

Ilustrasi bau mulut. shutterstock.com
5 Tips Menjaga Bau Mulut saat Puasa

Bau mulut yang tidak sedap bisa menjadi masalah, terutama saat berinteraksi dengan orang lain.


Mengenal Ciak Po, Ramuan Herbal Halal Khas Cina

14 Februari 2024

Apoteker menimbang bahan-bahan untuk membuat ramuan obat tradisional Cina (TCM) di Rumah Sakit  Universitas Pengobatan Tradisional Cina di Tianjin, Cina, 12 Januari 2022. TCM telah diterapkan secara luas dalam pencegahan dan pengendalian COVID-19 di Tianjin, untuk meningkatkan kapasitas kekebalan individu di bawah karantina medis. Xinhua/Li Ran
Mengenal Ciak Po, Ramuan Herbal Halal Khas Cina

Banyak ramuan herbal tradisional sebagai pengobatan dan kesehatan.


Doktor Farmasi UI Temukan Daun Gambir Sebagai Produk Herbal Penurun Kolesterol

29 Januari 2024

Doktor Ilmu Farmasi Universitas Indonesia, Nanang Yunarto. (Dok. Humas UI)
Doktor Farmasi UI Temukan Daun Gambir Sebagai Produk Herbal Penurun Kolesterol

Berkat penelitiannya ini Nanang memperoleh gelar Doktor Ilmu Farmasi dengan predikat summa cumlaude.


Mencicipi Croissant yang Isiannya Ramuan Herbal

14 Januari 2024

Croissant Honey Mint kolaborasi PAUL dan Tolak Angin. TEMPO/Yunia Pratiei
Mencicipi Croissant yang Isiannya Ramuan Herbal

Apa rasanya croissant dengan isian ramuan herbal?


Mengenali Jenis-Jenis Bawang Putih

12 Januari 2024

Bawang putih tunggal. Unsplash.com/Frank Zhang
Mengenali Jenis-Jenis Bawang Putih

Bawang putih tak sekadar menyedapkan dan memberi aroma masakan, namun kandungannya juga bermanfaat


Kunjungi Pasar Jamu Nguter Sukoharjo, Ganjar Janji Perluas Pasar Ekspor Produk Herbal RI

26 Desember 2023

Capres Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo (kiri) saat menyambangi kios pedagang di Pasar Nguter Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa, 26 Desember 2023.TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Kunjungi Pasar Jamu Nguter Sukoharjo, Ganjar Janji Perluas Pasar Ekspor Produk Herbal RI

Capres Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo menjanjikan perluasan pangsa pasar ekspor bagi para UMKM atau produsen produk herbal Indonesia.


Temui Pedagang Jamu, Ganjar Janji Dorong Indonesia Jadi Pusat Herbal Dunia

26 Desember 2023

Capres Ganjar Pranowo menghadiri langsung deklarasi yang diadakan di De Tjolomadoe, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar pada Ahad, 24 Desember 2023. TPN
Temui Pedagang Jamu, Ganjar Janji Dorong Indonesia Jadi Pusat Herbal Dunia

Ganjar Pranowo berjanji akan memaksimalkan bantuan pemerintah dengan memberikan fasilitas pendirian koperasi jamu untuk menaungi dan pelaku usaha.


Dukung Perkembangan Obat Herbal dengan Tingkatkan Peran Pendidikan di Kedokteran

10 Desember 2023

Ilustrasi obat herbal/alami, kayu manis, madu, cengkeh. REUTERS/Susan Lutz
Dukung Perkembangan Obat Herbal dengan Tingkatkan Peran Pendidikan di Kedokteran

Sistem pendidikan berbekal ilmu pengetahuan di bidang herbal diperlukan agar dokter bisa meresepkan obat yang bersumber dari alam atau fitofarmaka.


HUT Kutus Kutus Hadirkan Artis Lintas Generasi dan Mancanegara

10 Desember 2023

HUT Kutus Kutus Hadirkan Artis Lintas Generasi dan Mancanegara

Perayaan meriah satu dasawarsa PT. Kutus Kutus Herbal dengan penampilan artis lokal hingga mancanegara.


Satu Dasawarsa Kutus Kutus

10 Desember 2023

Satu Dasawarsa Kutus Kutus

PT. Kutus Kutus Herbal telah menginjak usia ke-10 tahun.