Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi Temukan Anjing Tarik Kereta Salju Sejak 10 Ribu Tahun Lalu

Reporter

image-gnews
Para barisan anjing menarik kereta salju, kawanan anjing itu terlihat bersemangat menarik kereta salju. Tim kereta salju ini dipimpin oleh Thomas Waerner, lomba ini sangat berat karena menempuh medan bersalju dan berbahaya. Anchorage, Alaska, 7 Maret 2015. AP/Loren Holmes
Para barisan anjing menarik kereta salju, kawanan anjing itu terlihat bersemangat menarik kereta salju. Tim kereta salju ini dipimpin oleh Thomas Waerner, lomba ini sangat berat karena menempuh medan bersalju dan berbahaya. Anchorage, Alaska, 7 Maret 2015. AP/Loren Holmes
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian mengungkap pembiakan anjing penarik kereta salju di Kutub Utara telah dilakukan hampir sepuluh ribu tahun lalu. Bukti arkeologis yang digali oleh tim peneliti di Zhokhov, sebuah pulau terpecil di Siberia, pada 2017 menunjukkan manusia purba telah memiliki anjing-anjing untuk menghela kereta. Catatan arkeologis itu dipandang sebagai bukti paling tua kalau nenek moyang melakukan yang sama dengan anjing-anjingnya seperti halnya yang tampak sekarang.

Studi di Zhokhov mengungkap kalau anjing-anjing telah digunakan untuk menarik kereta salju lebih dari sembilan ribu tahun lalu, dan pada masa itu pula mereka telah dibuat beradaptasi dengan kondisi Kutub Utara. Tim peneliti mengurut data genetika anjing purba yang ditemukan di situs arkeologi di pulau itu dan membandingkannya dengan sepuluh jenis anjing penarik kereta salju modern, satu jenis anjing purba, dan satu serigala Siberia purba. Hasilnya, anjing purba memiliki kesamaan dengan anjing penarik kereta salju modern.

Selama ini hanya diketahui kalau anjing berevolusi dari serigala Eurasia. Namun tidak diketahui pasti kapan perubahannya terjadi. Analisa dari Pulau Zhokhov mendapati dugaan kalau diversifikasi atau percabangan di pohon genetika serigala-anjing terjadi lebih tua lagi dari 9.500 tahun lalu. Itu karena kesamaan genetik si anjing purba dengan yang modern. Selain itu, anjing penarik kereta salju masa kini diketahui tidak mewarisi DNA dari serigala purba sepanjang 9.500 tahun. Mereka juga tidak memiliki genome dari serigala modern.

Studi oleh peneliti dari University of Copenhagen, Denmark, ini sekaligus membuktikan kalau anjing-anjing penarik kereta salju telah berusia lebih tua dan telah beradaptasi terhadap lingkungan Kutub Utara jauh lebih awal daripada yang dikira sebelumnya. “Padahal sebelumnya kami mengantisipasi temuan tanda-tanda awal dari anjing hasil domestikasi,” kata Mikkel-Holder Sinding, anggota tim peneliti itu.

Nathan Schroeder dengan tim anjingnya, dalam ajang lomba kereta salju Iditarod Trail Sled Dog Race, lomba ini menempuh jarak sangat jauh dan berbahaya. Alaska, 15 Maret 2015. AP/Loren Holmes

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan kata lain, sebelumnya diyakini kalau anjing Siberia, bernama Zhokhov, adalah sejenis anjing purba dan nenek moyang umumnya anjing-anjing. Namun hasil studi menetapkan kalau genom anjing penarik kereta salju modern seperti anjing Greenland, Siberian Husky, dan Malamute dari Alaska berbagi banyak kemiripan dengan genom Zhokhov.

Sinding mengatakan tradisi anjing penarik kereta salju ternyata telah berusia sangat tua. Anjing purba di kawasan itu kemungkinan biasa menarik kereta, menjadi alat transportasi barang dan kebutuhan lain di zona beku Kutub Utara, dan membantu perjalanan jarak jauh seperti yang sekarang dijalankan anjing penarik kereta salju modern.

Terpisah dari fakta yang belum terungkap itu, studi menemukan perbedaan diet kaya gula antara anjing penarik kereta salju dan anjing pada umumnya. Anjing penarik kereta salju justru memiliki penyesuaian diet mirip orang dan beruang kutub di mana ada mekanisme menyesuaikan diet kadar lemak tinggi.

NATURE | NATIONAL GEOGRAPHIC

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

4 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?


Tempat Penitipan Hewan Peliharaan Laris Jelang Lebaran, Berapa Tarifnya?

12 hari lalu

Ilustrasi penitipan hewan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Tempat Penitipan Hewan Peliharaan Laris Jelang Lebaran, Berapa Tarifnya?

Tempat penitipan hewan, terutama kucing dan anjing, banyak dimanfaatkan oleh masyarakat yang hendak mudik lebaran.


Anjing Ini Kembali Bertemu Pemiliknya Usai Insiden Ketinggalan Pesawat dan Hilang di Bandara

20 hari lalu

Orang-orang berdiri di area tiket maskapai Alaska Airlines di Sea-Tac International Airport Jumat, 10 Agustus 2018, di SeaTac, Washington, AS.[AP Photo / Elaine Thompson]
Anjing Ini Kembali Bertemu Pemiliknya Usai Insiden Ketinggalan Pesawat dan Hilang di Bandara

Maskapai penerbangan menerbangkan kembali pemilik anjing yang hilang di bandara


Fakta Menarik Nuuk Greenland, Salah Satu Kota dengan Durasi Puasa Terlama

21 hari lalu

Nuuk, Greenland (Pixabay)
Fakta Menarik Nuuk Greenland, Salah Satu Kota dengan Durasi Puasa Terlama

Selain jadi salah satu kota memiliki durasi puasa terlama di dunia, Nuuk, Greenland juga menyimpan beberapa fakta menarik. Simak artikel menarik ini.


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

24 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

25 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

28 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.


Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

29 hari lalu

Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.


Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

30 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.


61 Tahun Lalu Erupsi Gunung Agung Tewaskan Lebih Seribu Orang, Abu Vulkaniknya Sampai Greenland

33 hari lalu

Asap dan abu vulkanis menyembur dari kawah Gunung Agung pascaletusan freatik kedua, terpantau dari Desa Culik, Karangasem, Bali, 26 November 2017. ANTARA FOTO
61 Tahun Lalu Erupsi Gunung Agung Tewaskan Lebih Seribu Orang, Abu Vulkaniknya Sampai Greenland

Erupsi Gunung Agung di Bali menewaskan ribuan nyawa dan abu vulkaniknya sampai ke Greenland pada 16 Maret 1963. Ini kilas balik bencana alam itu.