Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

NASA dan ESA Latih Kecerdasan Buatan untuk Cari Kehidupan Alien

image-gnews
Logo Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA. (NASA)
Logo Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA. (NASA)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dua lembaga antariksa, NASA (Amerika Serikat) dan ESA (Eropa) telah melatih sistem kecerdasan buatan (AI) untuk mencari tanda kehidupan makhluk asing alien di Mars.

Wahana Rosalind Franklin (ExoMars) milik ESA akan menjadi yang pertama memiliki sistem kecerdasan buatan baru itu ketika berangkat ke Planet Merah.

Dengan menggunakan sistem cerdas ini, ilmuwan bisa memiliki apa yang akan dianalisis untuk mengatasi batasan tentang bagaimana informasi ditransmisikan dari jarak yang sangat jauh dalam mencari kehidupan dari planet lain. Sistem ini sedang diuji di Mars, tapi dirancang untuk misi masa depan ke Jupiter dan Saturnus di mana jarak lebih menjadi masalah.

Ketua peneliti Victoria Da Poian dari NASA mengatakan ini adalah langkah visioner dalam eksplorasi ruang angkasa. "Ini berarti, seiring berjalannya waktu kita akan beralih dari gagasan bahwa manusia terlibat dengan hampir semua hal di ruang angkasa, ke gagasan bahwa komputer dilengkapi dengan sistem cerdas," kata Da Poian, seperti dikutip laman Daily Mail, 26 Juni 2020.

Dengan kemampuan AI, ilmuwan bisa memutuskan di mana dan kapan untuk mencari tanda-tanda kehidupan dan informasi paling mendesak akan dikirim kembali ke Bumi dengan menghemat waktu dan sumber daya. Komputer ini dilatih untuk membuat beberapa keputusan dan dapat mengirimkan informasi yang paling menarik dan prioritas.

Eric Lyness, pemimpin perangkat lunak di Planetary Environments Lab di NASA Goddard Space Flight Center, mengatakan instrumen cerdas sangat penting untuk eksplorasi planet. "Dibutuhkan banyak waktu dan uang untuk mengirim data kembali ke Bumi yang berarti para ilmuwan tidak dapat menjalankan banyak eksperimen atau menganalisis banyak sampel," kata dia.

Dengan menggunakan AI untuk melakukan analisis awal data setelah dikumpulkan dan sebelum dikirim kembali ke Bumi, NASA dapat mengoptimalkan apa yang diterima, yang sangat meningkatkan nilai ilmiah misi luar angkasa. Da Poian dan Lyness telah bekerja untuk melatih sistem kecerdasan buatan untuk menganalisis ratusan sampel batuan dan ribuan titik data lainnya.

Poin-poin informasi ini berasal dari Mars Organic Molecule Analyzer (MOMA), sebuah instrumen yang akan mendarat di Mars dalam wahana Rosalind Franklin. MOMA adalah instrumen berbasis spektrometer massa yang mampu menganalisis dan mengidentifikasi molekul organik dalam sampel batuan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ini akan mencari kehidupan masa lalu atau masa kini di permukaan dan di bawah permukaan Mars melalui analisis sampel-sampel tersebut yang dipilih untuk dipelajari oleh sistem AI. Wahana ExoMars akan mengirimkan sebagian besar data kembali ke Bumi, kemudian sistem tata surya luar akan diberikan otonomi untuk memutuskan informasi apa yang akan dikembalikan.

Hasil pertama menunjukkan bahwa ketika algoritma jaringan saraf sistem memproses spektrum dari senyawa yang tidak diketahui, ini dapat dikategorikan dengan akurasi hingga 94 persen dan dicocokkan dengan sampel yang terlihat sebelumnya dengan akurasi 87 persen. Ini akan disempurnakan lebih lanjut sampai dimasukkan ke dalam misi 2022-2023.

Da Poian mengatakan bahwa misi nirawak ini melibatkan banyak data dan mengirimkan data melalui ratusan juta mil yang bisa menjadi tantangan dan mahal. "Kita perlu memprioritaskan volume data yang kita kirim kembali ke Bumi, tapi kita juga perlu memastikan bahwa dalam melakukan itu kita tidak membuang informasi penting," katanya.

Menurut Da Poian, ini telah mengarahkan para ilmuwan untuk mulai mengembangkan algoritma pintar yang saat ini bisa membantu menganalisis sampel dan proses pengambilan keputusan terkait operasi selanjutnya. Sebagai tujuan jangka panjang, algoritma akan menganalisis data itu sendiri, menyesuaikan dan menyetel instrumen untuk menjalankan operasi berikutnya.

Tim menggunakan data mentah dari tes laboratorium awal dengan instrumen MOMA berbasis Bumi untuk melatih komputer mengenali pola yang sudah dikenal. Ketika data mentah baru diterima, perangkat lunak memberi tahu para ilmuwan apakah sampel yang sebelumnya ditemukan cocok dengan data baru.

"Ketika kami akan beroperasi di Mars, sampel hanya akan tetap berada paling lama beberapa minggu sebelum wahana itu membuangnya," kata Lyness. "Jadi, jika kita perlu menguji ulang sampel, kita perlu melakukannya dengan cepat, kadang-kadang dalam waktu 24 jam."

DAILY MAIL | NASA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Susul Spotify, Amazon Music Besut Playlist AI Bernama Maestro

1 jam lalu

Logo Amazon. Sumber: Reuters
Susul Spotify, Amazon Music Besut Playlist AI Bernama Maestro

Amazon Music juga ikut menyediakan teknologi playlist AI. Fitur yang sedang populer dikembangkan oleh penyedia musik streaming.


Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

1 hari lalu

Cuplikan trailer Next Stop Paris, film hasil AI Generatif buatan TCL (Dok. Youtube)
Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

Produsen TV asal Cina, TCL, mengembangkan film romantis berbasis AI generatif.


Inilah 10 Profesi Pengembangan AI yang Menjanjikan

2 hari lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock
Inilah 10 Profesi Pengembangan AI yang Menjanjikan

Teknologi AI berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Di luar ancamannya, berikut beberapa profesi menjanjikan di bidang pengembangan AI.


Intip Peluang Berkarier di Bidang Biosains yang Diyakini Bill Gates Tak Tergantikan AI

2 hari lalu

Ilustrasi sains. shutterstock.com
Intip Peluang Berkarier di Bidang Biosains yang Diyakini Bill Gates Tak Tergantikan AI

Bill Gates menyakini tiga pekerjaan yang tak akan tergantikan oleh AI, salah satunya adalah biosains. Intip peluang kariernya.


Spotify Memiliki AI Playlist, Mengenali Fitur Ini

2 hari lalu

Spotify. REUTERS/Dado Ruvic
Spotify Memiliki AI Playlist, Mengenali Fitur Ini

Spotify memiliki fitur AI Playlist yang memungkinkan pengguna untuk membuat daftar putar lagu menggunakan perintah tertulis kepada kecerdasan buatan


Meta Pasang Chatbot AI di Instagram, Bisa Diajak Membahas Ide Reels

2 hari lalu

Logo baru Instagram. Instagram
Meta Pasang Chatbot AI di Instagram, Bisa Diajak Membahas Ide Reels

Meta menguji coba fitur chatbot AI pada Instagram. Fungsinya identik dengan ChatGPT, namun terdapat sejumlah penyesuaian. Apa saja?


Chatbot AI Akan Masuk ke WhatsApp, Begini Uji yang sedang Berjalan

5 hari lalu

Uji terbatas chatbot Meta AI di versi terbaru aplikasi WhatsApp. Foto : Gsmarena
Chatbot AI Akan Masuk ke WhatsApp, Begini Uji yang sedang Berjalan

Uji berjalan dalam versi WhatsApp mutakhir baik yang di iOS maupun Android secara terbatas.


Microsoft Gelontorkan Dana Jumbo ke Sejumlah Negara, Demi Bisnis AI Generatif Hingga Cloud

6 hari lalu

Ilustrasi Logo Microsoft. REUTERS/Dado Ruvic
Microsoft Gelontorkan Dana Jumbo ke Sejumlah Negara, Demi Bisnis AI Generatif Hingga Cloud

Microsoft mengasup investasi jumbo ke sejumlah negara untuk pengembangan teknologi mutakhir, seperti AI generatif dan cloud.


Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

7 hari lalu

Spotify. cbc.ca
Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

Spotify mengembangkan fitur pembuatan playlist lagu berbasis kecerdasan buatan. Pengguna bisa memakai keyword unik untuk mencari musik favorit.


Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

8 hari lalu

Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Bambang Susantono saat mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 18 Maret 2024. Rapat tersebut beragendakan perkenalan Kepala Otorita IKN beserta jajarannya dan pemaparan progres pembangunan IKN. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.