TEMPO.CO, Jakarta - Tim dosen dari Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan alat pengukur suhu tubuh dengan pemindai wajah (thermal imaging). Alat tersebut dapat mengukur emisi termal yang dipancarkan oleh seseorang yang berada tepat di depan alat dalam jarak hingga dua meter.
"Suhu tubuh bisa diketahui tanpa harus bersentuhan secara fisik atau didekatkan dengan objek," ujar anggota tim pengembang thermal imaging, Igi Ardiyantodia, seperti dikutip laman resmi UGM, 26 Juni 2020.
Igi mengembangkan alat itu bersama Addyn Suwastono dan Eka Firmansyah. Mereka membuat alat bekerja berdasarkan radiasi termal objek, memindai wajah, dan data yang diperoleh akan diproses oleh PC dan hasil akhirnya berupa suara akan keluar melalui speaker.
Menurut Igi, penggunaan thermal scanner umumnya harus didekatkan ke wajah dengan jarak yang sangat dekat. Sementara, masyarakat direkomendasikan untuk jaga jarak minimal satu meter guna mencegah penyebaran Covid-19. Berawal dari dilema itu dia dan tim membuat inovasi alat pengukur suhu yang bisa mendeteksi dalam batas aman jaga jarak.
"Jadi, nanti hasil yang keluar berupa suara. Misalnya, 'mohon maaf suhu badan Anda melebihi batas normal'. Apabila semua kritera terpenuhi maka suara yang keluar, 'akses diterima silakan masuk' dan gate terbuka," kata Igi.
Thermal imagine itu dilengkapi kamera beresolusi 160 piksel sehingga memungkinkan secara akurat dan cepat mengukur suhu tubuh. Alat itu juga bisa diatur tidak hanya untuk mengenali wajah, tapi mendeteksi penggunaan masker. Apabila obyek terdeteksi tidak mengenakan masker di wajahnya, maka akses masuk ke ruangan akan langsung ditolak.
Pengembangan alat ini, Igi berujar, sebagai persiapan memasuki era normal baru, khususnya di kampus UGM. Dengan alat ini, dia dan tim berharap dapat membantu dalam mengukur suhu tubuh sebagai bagian upaya mencegah penularan Covid-19 di lingkungan kampus sesuai protokol kesehatan yang ditetapkan.
Prototipe yang dikembangkan pada awal Juni 2020 kini telah diaplikasikan di Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (DTETI) Fakultas Teknis UGM. Rencananya, alat ini juga akan digunakan di sejumlah titik di lingkungan UGM karena Igi mengaku sedang dalam proses membuat 5 unit alat lagi.
"Kendalanya, ada komponen yang sangat sulit didapat dalam jumlah besar yaitu kamera sensor panas thermal camera yang memang saat ini banyak dicari berbagai pihak," katanya.