TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat Boeing 737 MAX lepas landas kemarin dari bandara Seattle untuk hari pertama sertifikasi uji terbang dengan Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA). Tes ini menjadi momen yang sangat genting dalam krisis penerbangan. Dalam uji terbang Boeing 737 MAX, pesawat akan menjalani skenario-skenario darurat.
Tes ini adalah salah satu harapan untuk pesawat Boeing 737 MAX agar bisa kembali ke bandara. Apabila berlangsung dengan lancar, maka perlu beberapa bulan setelah semua pemeriksaan keamanan terpenuhi.
Perlu diingat bahwa Pesawat Boeing 737 MAX adalah salah satu pesawat yang banyak digunakan oleh maskapai Indonesia. Namun pesawat ini menjalani masa hukuman pada tahun lalu karena kecelakaan yang merenggut 349 jiwa. Kedua kecelakaan ini, yakni dari kasus penerbangan Lion Air, dan Ethiopian Airlines dalam jarak waktu 5 bulan.
Kedua kecelakaan tersebut menyebabkan krisis keuangan pada perusahaan manufaktur Boeing. Perusahaan ini mendapat banyak sekali gugatan hukum oleh keluarga korban kecelakaan.
Tim investigasi sebelumnya menyalahkan sistem kontrol penerbangan. Sistem kontrol tersebut nyatanya dirombak berulang kali selama berbulan-bulan untuk memenuhi kewajiban keselamatan. Oleh sebab itu, FAA juga akan mengevaluasi perangkat lunak kontrol penerbangan yang menyebabkan dua kecelakaan maut silam.
Selain uji terbang dari FAA, pesawat Boeing 737 MAX juga perlu menjalani tes penerbangan yang disediakan oleh Otoritas Penerbangan dari negara lainnya agar bisa beroperasi di seluruh dunia.
BUSINESS INSIDER | BBC | CNN | FERDINAND ANDRE | EZ