TEMPO.CO, Jakarta - Hanya beberapa hari setelah menarik obat heumatoid arthritis untuk pengobatan Covid-19, perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat, Regeneron, telah memulai fase 3 dari pengobatan antibodi ganda untuk virus corona itu.
Perusahaan sedang mengevaluasi kemampuan REGN-COV2 untuk mencegah infeksi pada orang yang belum terinfeksi virus, tapi memiliki kedekatan dengan pasien Covid-19, misalnya yang tinggal serumah.
Presiden dan Kepala Staf Ilmiah Regeneron George D. Yancopoulos menerangkan, timnya sedang menjalankan uji coba adaptif simultan untuk bergerak secepat mungkin memberikan solusi potensial mencegah dan mengobati infeksi Covid-19. "Bahkan di tengah pandemi global yang sedang berlangsung," ujar Yancopoulos, seperti dikutip Fox News, Senin, 6 Juli 2020.
Bagian Tahap 3 dari percobaan sedang dilakukan di sekitar 100 situs dan perusahaan sedang mendaftarkan 2.000 pasien di seluruh Amerika, yang dimulai Senin kemarin. Selain itu, Regeneron mencatat bahwa REGN-COV2 juga sedang dalam tahap pengujian 2/3 untuk melihat apakah suntikan itu dapat mengobati pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dan yang tidak dirawat.
Yancopoulos yang juga salah satu pendiri Regeneron mengatakan timnya bekerja sama dengan National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) dalam penelitian itu.
"Kami senang bekerja sama dengan NIAID untuk mempelajari REGN-COV2 dalam upaya mencegah penyebaran virus lebih jauh dengan suntikan antibodi anti-virus yang mungkin tersedia jauh lebih cepat daripada vaksin," kata dia.
Kabar pengujian itu muncul setelah Regeneron dan Sanofi mengatakan pada hari Kamis lalu, 2 Juli 2020, bahwa obat rheumatoid arthritis, Kevzara, yang mereka kembangkan gagal memenuhi titik akhir utamanya dalam pengujian Tahap 3. Dan hingga saat ini, belum ada obat ilmiah untuk Covid-19, tapi sejumlah obat sedang diuji efektivitasnya.
Pengujian kongruen Fase 2/3 akan dilakukan kepada sekitar 2.900 orang (1.850 pasien yang dirawat di rumah sakit, 1.050 yang tidak dirawat di rumah sakit) termasuk tempat-tempat di Amerika, Brasil, Meksiko dan Chili.
Amerika, Brasil dan Meksiko adalah tiga negara yang paling terkena dampak, dengan masing-masing kasus terinfeksi Covid-19 lebih dari 2,8 juta, 1,6 juta dan 256 ribu. AS dan Brasil adalah dua negara yang paling terkena dampak, menurut data per Senin malam berdasarkan pemetaan kasus yang dibuat Johns Hopkins University.
Sementara Gilead Sciences pada akhir Juni lalu mengatakan bahwa obat antiviralnya remdesivir, yang telah diberikan persetujuan penggunaan darurat di Amerika dan disetujui di Eropa dan Jepang, akan berpotensi menelan biaya lebih dari UD$ 3.000 di Amerika untuk mengobati SARS-CoV-2.
FOX NEWS