TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia dipastikan akan belanja militer senilai $ 2 miliar atau sekitar Rp 28,8 triliun dari Amerika Serikat. Uang sebanyak itu akan mencakup delapan pesawat tiltrotor MV-22 Block C Osprey atau CMV-22B dan sejumlah suku cadang, termasuk persenjataan yang akan melengkapinya.
Paket belanja itu mencakup 24 mesin Rolls-Royce AE 1107C; dan masing-masing 20 radar inframerah AN/AAQ-27d radars, sistem peringatan rudal AN/AAR-47 dan penerima peringatan radar AN/APR-39; serta masing-masing 20 unit senjata mesin M-240-D 7,64 mm dan GAU-21 .
Seperti diberitakan sejumlah situs berita pertahanan, Indonesia dan daftar belanjaannya itu diungkap dalam situs web Defense Security Cooperation Agency di Kementerian Luar Negeri AS. Indonesia berada di sana bersama sejumlah negara lain yakni Israel, Prancis, Lithuania, Argentina dengan daftar belanjaannya masing-masing yang diurutkan dari nilai belanja terbesar.
Pengumuman di situs web itu berarti negara-negara tersebut telah memenuhi persyaratan sebagai pelanggan asing tapi belum memastikan realisasi belanja. Begitu telah mendapatkan persetujuan dari Kongres Amerika, negara-negara itu akan memulai negosiasi atas harga dan kualitas yang didapat, yang keduanya bisa berubah hingga negosiasi final.
Khusus CMV-22B Osprey adalah sebuah pesawat bersayap besar dengan dua mesin turboshaft Rolls-Royce T406. Pesawat ini bisa merotasikan mesin sayapnya menjadi vertikal untuk lepas landas dan pendaratan gaya helikoper. Begitu mengudara, pesawat yang dibuat bersama Bell Textron Inc., dan Boeing Companyini akan merotasikan kembali sayapnya 90 derajat dan terbang seperti halnya pesawat baling-baling ganda pada umumnya. Konfigurasi itu membuatnya lebih cepat daripada kemampuan terbang helikoper, yakni melaju sampai 280 knot.
Fleksibilitas dari desain tiltrotor juga memungkinkan CMV-22B bisa mendarat dan lepas landas di hampir setiap permukaan yang rata. Di Angkatan laut Amerika yang juga baru merekrutnya akhir Juni lalu, pesawat ini bahkan bisa beroperasi dari kapal perang amfibi kelas Wasp dan America dan pangkalan apung ekspedisi Angkatan laut yang baru—menyamai kemampuan helikopter Seahawk.
Tapi, satu alasan utama Angkatan Laut Amerika memilihnya adalah untuk menggantikan armada helikopter C-2A karena kemampuannya memuat mesin jet tempur F-35. Ini karena jet-jet tempur F-35 versi Angkatan Laut Amerika, yakni F-35C, akan segera dikerahkan ke kapal induk USS Carl Vinson pada tahun depan. Pesawat tiltrotor Osprey bersama akan menemani berlayar di atas kapal induk itu tahun depan.