TEMPO.CO, Jakarta - Gempa di Rangkasbitung, Banten, berkekuatan 5,1 Magnitudo--diperbarui dari sebelumnya diumumkan 5,4 M--heboh di media sosial. Informasi gempa darat yang diunggah BMKG di akun resminya di media sosial itu ramai direspons netizen di Jakarta dan sekitarnya yang mengaku merasakan guncangan gempa itu.
"Ngeri dah di lantai 11 bergoyang satu menitan," seperti dicuitkan akun @_nuyyyy.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG merekam getaran gempa itu yang sampai ke Jakarta, Depok, Tangerang Selatan, Bakauheuni, sampai Bandung berkisar II MMI. Intensitas getaran ini diilustrasikan dirasakan oleh beberapa orang dan membuat benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Efeknya tentu semakin terasa saat berada di bangunan tinggi.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menambahkan bahwa guncangan gempa terutama di Jakarta menjadi sangat dirasakan karena adanya efek soft sedimen atau tanah lunak di Jakarta. “Sehingga resonansi akibat tebalnya lapisan tanah lunak ini membuat gempa sangat dirasakan,” ujarnya.
Berdasarkan data yang disampaikan BMKG, gempa Rangkasbitung bersumber di darat, dengan kedalaman 87 kilometer atau tergolong sedang. Penyebabnya, deformasi pada Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi atau menunjam ke bawah Lempeng Eurasia, tepatnya di bawah Banten Selatan.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault). Guncangannya dirasa paling kuat di daerah Lebak dengan skala intensitas gempa III-IV MMI. Artinya gempa dirasakan di dalam rumah dengan getaran seperti ada truk yang melintas hingga beberapa orang di luar rumah juga merasakannya serta membuat gerabah pecah dan jendela atau pintu berderik pun dinding berbunyi.