TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari topik para pemimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bukti yang muncul dari risiko penularan virus corona Covid-19 melalui udara. Hal tersebut muncul setelah 239 ilmuwan di seluruh dunia mengirim surat terbuka kepada WHO yang merinci bukti penularan melalui udara.
Berita terpopuler selanjutnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengingatkan sekolah agar tidak memaksa muridnya untuk belajar di sekolah di masa pandemi Covid-19. Dia menujukan peringatannya itu kepada sekolah-sekolah yang akan kembali melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka langsung, Senin 13 Juli 2020.
Selain itu, kasus positif virus corona Covid-19 di Indonesia telah mencapai rekor baru dalam sehari, yaitu bertambah sebanyak 1.863 kasus per Rabu, 8 Juli 2020. Ahli epidemiologi Iqbal Elyazar menjelaskan pengaruh yang mendorong kenaikan jumlah orang baru yang terinfeksi Covid-19 itu.
Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno:
1. WHO Akui Bukti Baru Covid-19 Menular Melalui Udara
Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Shutterstock
Para pemimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bukti yang muncul dari risiko penularan virus corona Covid-19 melalui udara. Hal tersebut muncul setelah 239 ilmuwan di seluruh dunia mengirim surat terbuka kepada WHO yang merinci bukti penularan melalui udara.
“Kami mengakui bahwa ada bukti yang muncul, oleh karena itu kami percaya bahwa kami harus terbuka terhadap bukti ini dan memahami implikasinya mengenai mode transmisi dan mengenai tindakan pencegahan yang perlu diambil," ujar pimpinan teknis WHO untuk pencegahan dan pengendalian infeksi Benedetta Allegranzi, seperti dikutip Fox News, Rabu, 8 Juli 2020.
Surat para ilmuwan itu menyerukan pedoman yang disesuaikan dan pengakuan mengenai risiko penularan Covid-19 melalui udara yang lebih besar. Allegranzi mengatakan bahwa WHO telah mendiskusikan bukti yang tersedia dengan banyak penandatangan selama beberapa bulan terakhir.
Ads by Kiosked
Sementara, pimpinan teknis WHO untuk Covid-19 Maria Van Kerkhove, mengatakan bahwa para penandatangan, yang banyak di antaranya adalah para ahli yang pertama kali menyurati WHO pada 1 April. Dia menambahkan lembaganya telah memiliki keterlibatan aktif dengan para ahli itu.
2. KBM Tatap Muka, Menteri Nadiem Minta Sekolah Tak Paksa Murid
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim di Sukabumi, Jawa Barat, Rabu 8 Juli 2020. (ANTARA/HO- Humas Kemendikbud)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengingatkan sekolah agar tidak memaksa muridnya untuk belajar di sekolah di masa pandemi Covid-19. Dia menujukan peringatannya itu kepada sekolah-sekolah yang akan kembali melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka langsung, Senin 13 Juli 2020.
"Sekolah harus fleksibel. Jika ada orang tua murid yang masih khawatir anaknya masuk kembali ke sekolah, mereka bisa memilih belajar di rumah dan sekolah harus tetap melayani serta memberikan pendidikan mata pelajaran bisa melalui daring atau online," katanya di Sukabumi, Jawa Barat, Rabu 8 Juli 2020.
Selain itu, orang nomor satu di Kemendikbud RI ini juga mengingatkan pihak sekolah juga tidak boleh mendiskriminasi, baik dari sisi nilai mata pelajaran dan lainnya, kepada pelajar yang ingin melaksanakan KBM jarak jauh. Menurutnya, di masa pandemi Covid-19 yang terpenting adalah keselamatan dan kesehatan seluruh murid dan juga guru.3. Xiaomi Buka Layanan Perbaikan 1 Jam di Gerai Resmi
3. Rekor 1.863 Kasus Covid-19 Baru, Ini Kata Epidemiolog Eijkman
Pegawai swalayan Carrefour menunjukkan poster 'Aturan New Normal Ritel' kepada pengunjung usai ditempel di BG Junction, Surabaya, Rabu, 27 Mei 2020. Penempelan poster itu agar pengunjung memahami protokol pencegahan penularan COVID-19 saat mengunjungi pusat perbelanjaan. ANTARA/Didik Suhartono
Kasus positif virus corona Covid-19 di Indonesia telah mencapai rekor baru dalam sehari, yaitu bertambah sebanyak 1.863 kasus per Rabu, 8 Juli 2020. Ahli epidemiologi Iqbal Elyazar menjelaskan pengaruh yang mendorong kenaikan jumlah orang baru yang terinfeksi Covid-19 itu.
Menurut Iqbal, salah satunya adalah karena meningkatnya kesempatan interaksi antara orang yang terinfeksi dengan orang yang belum terinfeksi. "Bergerak bebasnya orang terinfeksi yang belum tertangkap oleh sistem pelacakan merupakan resep untuk bencana. Semakin sedikit tracing, semakin banyak orang baru yang terinfeksi," ujar dia, dalam keterangan tertulis, Rabu, 8 Juli 2020.
Selain itu, Iqbal yang juga Kolaborator Saintis LaporCOVID-19, menjelaskan pengaruh lain kemungkinan berasal dari berubahnya virulensi virus SARS-COV-2 menjadi lebih ganas, tapi status ini harus dibuktikan dengan data klinis dan data genetik. Juga perilaku pencegahan - jaga jarak aman, pakai masker dengan benar, cuci tangan yang benar - oleh individu dan masyarakat tidak maksimal.
Faktor yang juga mendorong kenaikan jumlah orang positif terkonfirmasi Covid-19, menurutnya adalah harus mengetahui apakah pemeriksaan orang yang datang ke rumah sakit meningkat, kemudian apakah orang yang terlacak dalam pelacakan dari kasus positif meningkat, serta apakah orang-orang yang diperiksa melalui survei khusus meningkat di superspreading event.