TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan membentuk panel independen untuk meninjau kembali kebijakan penanganan pandemi Covid-19. Langkah ini menyusul kritik keras dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menuduh WHO berlaku Cina-sentris hingga akhirnya negara itu memutuskan menarik diri dari badan PBB tersebut.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, panel tersebut akan dipimpin oleh mantan perdana menteri Selandia Baru Helen Clark dan mantan presiden Liberia Ellen Johnson-Sirleaf. Keduanya disebutkan telah setuju atas penunjukan itu
"Besarnya pandemi ini, yang telah menyentuh hampir semua orang di dunia, jelas layak mendapatkan evaluasi yang sepadan, evaluasi yang jujur,” ujar Tedros dalam pertemuan virtual dengan perwakilan dari 194 negara anggota WHO, seperti dikutip Reuters, Kamis 9 Juli 2020.
Ketua bersama itu selanjutnya akan memilih anggota panel lainnya. Mereka akan bekerja dan memberikan laporan sementara di pertemuan tahunan para menteri kesehatan pada November 2020 dan menyajikan 'laporan substantif' pada Mei 2021. “Ini bukan laporan standar yang kemudian diletakkan di rak untuk membuatnya berdebu. Ini adalah sesuatu yang kami anggap serius," kata Tedros lagi.
Pada Mei 2020, negara-negara anggota WHO telah mengadopsi dengan suara bulat resolusi yang diusulkan oleh Uni Eropa yang menyerukan evaluasi terhadap respons global melawan pandemi. Dalam pertemuan Kamis kemarin itu, Clark yang juga hadir mengatakan bahwa penugasan itu akan sangat menantang baginya.
Sementara Johnson-Sirleaf, yang negaranya pernah dikoyak wabah Ebola di Afrika Barat karena menjadi yang terburuk di dunia pada 2014-2016, menyatakan, "kami telah menantikan untuk melakukan semua yang kami bisa, merespons terhadap tantangan pandemi ini."
Hingga saat ini, sudah lebih dari 12 juta orang di dunia yang dilaporkan telah terinfeksi oleh virus corona baru. Sebanyak hampir 550 ribu di antaranya meninggal. Ilona Kickbusch, ahli kesehatan global dan mantan kepala komunikasi WHO, mengatakan bahwa setiap ulasan mengenai pandemi harus kredibel. "Itu harus dilihat sebagai sekelompok orang yang dapat dipercaya, yang dapat memulai proses, dan mungkin akan melibatkan orang lain," katanya.
REUTERS | WHO