Meski mengaku telah menerapkan protokol penggunaan hand sanitizer di pintu masuk, dan mereka tidak saling bersalaman dan berpelukan, sebanyak 33 di antaranya belakangan positif terinfeksi SARS-CoV-2, penyebab Covid-19. Dua di antara anggota paduan suara itu bahkan meninggal karena infeksi virus itu.
Para penelitinya menyimpulkan virus mungkin menyebar dalam aerosol yang diproduksi dari menyanyi, dan seorang super-emitter yang memproduksi lebih banyak partikel aerosol. Meski mereka juga tidak bisa menepis penularan lewat obyek lain atau droplet yang berukuran lebih besar.
Tapi Lidia Morawska, peneliti aerosol di Queensland University of Technology, telah membuat pemodelan dari situasi kelompok paduan suara itu dan menyatakan tak perlu ada super-spreader untuk penularan yang telah terjadi. Ventilasi yang tidak berkecukupan, waktu paparan yang cukup lama, dan aktivitas bernyanyi disebutnya sudah cukup untuk menjelaskan besarnya jumlah orang yang terinfeksi.
Dalam kasus lain, sejumlah peneliti di Cina menggunakan teknik gas pelacak untuk menunjukkan bahwa aerosol yang terbawa embusan udara dari mesin AC di sebuah restoran di Guangzhou berada di balik terinfeksinya sepuluh orang dari tiga keluarga yang berbeda dan terpisah yang sedang makan malam di resto itu. Tidak ada pegawai atau kerabat yang duduk dekat unit mesin AC yang lain yang terinfeksi.
Kasus lain lagi, sebuah perjalanan wisata dalam bus wisata di Provinsi Hunan, Cina, telah menyebabkan delapan dari 49 orang dalam bus itu terinfeksi Covid-19. Satu di antaranya diketahui duduk di bangku yang berjarak sekitar 4,5 meter dari orang yang terinfeksi dan masuk-keluar bus lewat pintu yang berbeda dengannya.
“Itu mengecualikan kemungkinan penularan yang terjadi hanya lewat kontak langsung atau kontak dekat," kata Yang Yang, epidemiolog di University of Florida di Gainsville. Dia menambahkan, "Saya kira ada cukup bukti untuk kita pantas memperhitungkan penularan di ruangan tertutup, terutama ruangan yang tidak luas."
NATURE