Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi HIV: Obat Suntik 2 Minggu Sekali Ditemukan Lebih Efektif

Reporter

image-gnews
Obat antiretroviral virus (ARV) untuk HIV tergeletak di atas meja salah satu rumah di desa Tuol Sambo, Kamboja, 6 September 2014. Komunitas ini bergantung kepada satu klinik yang menyediakan obat ARV gratis seminggu sekali.  Omar Havana/Getty Images
Obat antiretroviral virus (ARV) untuk HIV tergeletak di atas meja salah satu rumah di desa Tuol Sambo, Kamboja, 6 September 2014. Komunitas ini bergantung kepada satu klinik yang menyediakan obat ARV gratis seminggu sekali. Omar Havana/Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah obat baru yang disuntikkan setiap dua bulan bisa menggantikan pil harian untuk perlindungan dari infeksi HIV. Dalam uji coba yang melibatkan ribuan orang di tujuh negara, obat suntik cabotegravir yang dikembangkan ViiV Healthcare, anak usaha raksasa farmasi GlaxoSmithKline, ditemukan 66 persen lebih efektif daripada Truvada, pil harian yang saat ini paling banyak digunakan penderita HIV.

Pengumuman hasil penelitian itu dikutip dari ABC News. Sedang New York Times memberikan catatan tambahan bahwa opsi tambahan saat ini memang sangat dibutuhkan untuk pencegahan HIV karena sepanjang tahun lalu saja ada penambahan sekitar 1,7 juta kasus baru infeksi virus mematikan tersebut.

Harian itu menyebutkan, banyak orang tak mampu atau tak bersedia meminum obat setiap hari sebagai sebuah strategi pencegahan yang dikenal sebagai pre-exposure prophylaxis (PrEP). "Secara khusus di negara-negara miskin di mana pandemi virus corona telah memorakporandakan layanan dan akses ke obat-obatan retroviral."

ABC News menyebut uji coba obat suntik anti-HIV melibatkan 4.570 transgender pria dan wanita. Mereka secara acak dipilih untuk menerima pengobatan dengan Truvada, cabotegravir, pil plasebo, dan suntikan plasebo.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Studi dilakukan HIV Prevention Trials Network. Setelah selama 3,5 tahun, mereka mengumumkan sebanyak 39 partisipan dari antara penerima pengobatan dengan Truvada tetap terinfeksi positif HIV. Dibandingkan dengan hanya 13 orang penerima injeksi cabotegravir. “Ini bisa membawa perubahan," kata Carlos del Rio, profesor di Emory School of Medicine di Atlanta, Amerika Serikat, yang terlibat dalam studi.

Peneliti dari Harvard University, Rochelle Walensky, juga melukiskan temuan yang dipresentasikan dalam Aids 2020 Conference pekan lalu itu sebagai revolusioner. “Baik sekali ada perusahaan farmasi lain dalam strategi PrEP. Ini akan menciptakan kompetisi dan idealnya mendorong obat-obatan yang semakin murah,” katanya.

Theweek

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


WHO Lagi-lagi Desak Cina Buka Akses Penuh Soal Asal Usul Virus Corona

6 hari lalu

Seorang pekerja medis dengan pakaian pelindung mendaftarkan informasi untuk seorang pasien di pintu masuk klinik demam Rumah Sakit Pusat Wuhan, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok, 31 Desember 2022.  Surat kabar resmi Partai Komunis, People's Daily, menerbitkan artikel mengutip beberapa pakar Cina yang mengatakan penyakit yang disebabkan oleh virus itu relatif ringan bagi kebanyakan orang pada hari Selasa. REUTERS/Tingshu Wang
WHO Lagi-lagi Desak Cina Buka Akses Penuh Soal Asal Usul Virus Corona

Cina diminta oleh WHO membuka akses seluas-luasnya untuk menyelidiki keberadaan virus Corona.


Waspadai Gejala Covid-19 Varian Pirola, Jangan Anggap Flu Biasa

12 hari lalu

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Waspadai Gejala Covid-19 Varian Pirola, Jangan Anggap Flu Biasa

Covid-19 varian Pirola telah menyerang banyak orang dan pakar meminta mewaspadai gejalanya karena mirip flu sehingga perlu dipastikan dengan tes.


Hadapi Covid-19 Varian Pirola, Kemenkes Belum Wajibkan Pakai Masker

12 hari lalu

Ilustrasi wanita menggunakan masker dua lapis. Shutterstock
Hadapi Covid-19 Varian Pirola, Kemenkes Belum Wajibkan Pakai Masker

Kemenkes belum membuka opsi kembali wajib memakai masker di ruang publik menyusul munculnya COVID-19 varian Pirola di sejumlah negara.


Laporan WHO Sebut Ada 1.4 Juta Kasus Baru Positif Covid-19

22 hari lalu

Laporan WHO Sebut Ada 1.4 Juta Kasus Baru Positif Covid-19

WHO melaporkan ada lebih dari 1.4 juta kasus baru positif Covid-19 dan 1.800 kematian akibat virus corona dari 31 Juli 2023 - 27 Agustus 2023


Cara Memastikan Produk Obat dan Makanan Legal: Ingat Slogan KLIK

25 hari lalu

Satpol PP Kota Tangerang Selatan menyegel toko kosmetik dan pedagang obat ilegal di Ciputat dan Serpong, Jumat, 31 Maret 2023. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Cara Memastikan Produk Obat dan Makanan Legal: Ingat Slogan KLIK

Kepala Loka Pengawasan Obat dan Makanan (POM) di Kota Solo Muhammad Fajar Arifin mengimbau agar masyarakat waspada jika menemukan hal-hal yang dicurigai terkait peredaran produk obat dan makanan ilegal. Ia menyebut ada cara untuk memastikan produk itu legal.


Tips Merawat dan Mengatasi Kulit Kering

31 hari lalu

Ilustrasi kulit kering. Shutterstock
Tips Merawat dan Mengatasi Kulit Kering

Kulit kering jika tidak dirawat dengan baik bisa menyebabkan infeksi, bahkan kondisi yang lebih serius.


Ratusan Warga Karawang Kecanduan Tramadol, Ini Akibat Penyalahgunaannya

41 hari lalu

Obat keras hasil temuan BEM Unpas dari belasan warung di Bandung. (Dok.BEM Unpas)
Ratusan Warga Karawang Kecanduan Tramadol, Ini Akibat Penyalahgunaannya

Ratusan warga Karawang kecanduan Tramadol dan Hexmeyer, obat keras yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan apabila disalahgunakan.


5 Penyebab Resistensi Antibiotik

43 hari lalu

Ilustrasi minum obat. TEMPO/Subekti
5 Penyebab Resistensi Antibiotik

Resistensi antibiotik menyebabkan antibiotik menjadi kurang efektif untuk mengobati jenis bakteri tertentu.


Covid-19 Masih Mengintai, Kasus di New York Naik 55 Persen Akibat Varian Baru

46 hari lalu

Seorang staf membantu penumpang di Bandara Internasional John F. Kennedy selama penyebaran varian virus corona Omicron di Queens, New York City, AS, 26 Desember 2021. REUTERS/Jeenah Moon
Covid-19 Masih Mengintai, Kasus di New York Naik 55 Persen Akibat Varian Baru

Jumlah kasus Covid-19 di New York melesat akibat varian baru Eris.


Temuan COVID-19 Paling Bermutasi, Bukti Eksistensi Virus Corona saat Endemi.

54 hari lalu

Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock
Temuan COVID-19 Paling Bermutasi, Bukti Eksistensi Virus Corona saat Endemi.

Laporan ilmuwan tentang temuan COVID-19 paling bermutasi di Indonesia merupakan bukti eksistensi virus corona di tengah endemi.