TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti di Nanyang Technological University, Singapura, membuat perangkat yang mampu mengurangi bising lalu lintas atau suara lain yang masuk melalui sebuah jendela yang terbuka. Pengurangan bising terukur bisa sampai sepuluh desibel.
Bhan Lam, peneliti itu, menjanjikan solusi kepada para penghuni gedung apartemen di kota-kota besar yang harus membuka jendela di musim panas atau kemarau. Jendela dibuka demi semilir angin pengusir hawa gerah. Tapi, biasanya, bersama jendela yang dibuka itu ikut masuk pula bising kota.
Yang dilakukan Bhan Lam dan koleganya adalah menyaring atau membatalkan bising itu yang hendak masuk jendela yang terbuka tersebut. Caranya, mereka menggunakan 24 loudspeaker kecil dan mananamnya di kusen jendela. Jarak antar speaker disesuaikan dengan seberapa besar frekuensi bising yang hendak diredam.
Dalam eksperimennya, Lam menempatkan jendela yang sudah dipasangi loudspeaker itu dalam sebuah replika ruangan. Dia kemudian memutar suara lalu lintas kendaran, kereta, dan bising pesawat dari satu pengeras suara yang lain berjarak dua meter.
Frekuensi dari kebanyakan bising lalu lintas dan pesawat terbang berada antara 200 sampai 1000 Hertz. Truk-truk besar dan sepeda motor cenderung membangkitkan bising di frekuensi rendah dari kisaran itu. Sedang mayoritas lainnya sekitar 1000 Hertz.
Para peneliti menanam setiap speaker yang berjarak 12,5 sentimeter satu sama lain menghadap ke arah sumber bising dan memprogram mereka untuk mengeluarkan bising dengan frekuensi yang sama yang ditangkap oleh sensor yang juga telah ditempatkan di bagian luar jendela.
Hasilnya, perangkat itu ditemukan paling berhasil membatalkan kebisingan antara frekuensi 300 dan 1000 Hz, dengan tingkat reduksi sampai 50 persen. Perangkat ini, sebagai catatan, tidak dioptimasi untuk sumber bising dari suara manusia--yang memiliki frekuensi lebih tinggi.
"Efek yang kami buat mirip dengan teknologi yang digunakan untuk headphone di lapangan terbang yang kerap disetel spesifik untuk membatalkan bising bunyi mesin pesawat," kata Lam dikutip dari NewScientist 9 Juli 2020.
Adapun perangkat pengeras suara yang digunakan Lam berukuran diameter 4,5 cm--juga terlalu kecil untuk bisa digunakan pada frekuensi lebih rendah dari 300 Hz. "Sebuah speaker butuh memindahkan volume besar udara untuk suara dengan frekuensi rendah," kata Lam menerangkan.
Lebih memungkinkan untuk menggunakan speaker yang lebih besar, tapi risikonya memblok terlalu besar sehingga tak sesuai dengan pemandangan yang terlihat dari jendela. Lam dan timnya berencana menguji prototipe jendela itu pada situasi yang sebenarnya.
NEWSCIENTIST