TEMPO.CO, Jakarta - Tidak semua relawan uji klinis calon vaksin Covid-19 Sinovac asal Cina di Indonesia akan disuntik vaksin. Separuh dari total 1.620 orang relawan nantinya hanya akan disuntik air.
“Kita nggak tahu mana yang dapat vaksin dan nggak, baru akan tahunya setelah akhir penelitian,” kata Kusnandi Rusmil, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), Rabu, 23 Juli 2020.
Tim riset akan membagi dua kelompok relawan uji klinis itu tanpa diketahui (blinding). Separuhnya akan disuntik vaksin buatan Sinovac Biotech, setengahnya lagi juga disuntik. “Tapi placebo atau bukan vaksin, hanya air (H2O) yang disuntikkan,” ujarnya.
Menurut Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Unpad itu, pembagian dua kelompok relawan uji klinis vaksin itu sebagai pembanding. Dari yang diberi vaksin dan hanya air itu kadar antibodi relawan akan diukur dan dibandingkan. “Terus berapa kejadian sakitnya, karena Covid-19 atau bukan, baru kita tahu efektivitas vaksinnya,” kata Kusnandi.
Tim riset, petugas penyuntik, tidak akan tahu mana cairan vaksin atau air yang akan diberikan ke relawan. Data lengkap baru akan terbuka di akhir riset. “Atau kalau ada relawan yang sakit berat itu dibuka datanya apakah ikut dapat vaksin penelitian atau placebo,” ujarnya.
Uji klinis calon vaksin dari Sinovach itu kini memasuki tahap ketiga atau akhir. Indonesia menjadi salah satu jaringan pengujian vaksin yang harus dilakukan pembuatnya minimal di dua kota atau dua negara untuk mengetahui keampuhannya terhadap Covid-19. Sebanyak 1.620 orang berusia 18-59 tahun akan dilibatkan menjadi relawan uji klinis.
Kusnandi memilih lokasinya di Bandung dengan enam pusat vaksinasi, yaitu di Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Bagian Parasitologi Unpad, dan empat puskesmas. Riset itu baru akan dimulai setelah mendapat izin Komite Etik Penelitian Unpad. Komite rencananya akan menggelar rapat soal izin itu pada Kamis, 23 Juli 2020.
ANWAR SISWADI