Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Teknologi Satelit Tangkap Basah Dark Fleets Cina di Laut Korea

Reporter

image-gnews
Satu di antara sejumlah besar kapal tangkap ikan ilegal asal Cina di perairan Korea. Mereka dikenal sebagai 'dark fleets' atau kapal-kapal yang 'ngumpet' dari sistem monitoring publik dan berhasil diungkap lewat teknologi pencitraan satelit 2017-2018. FOTO/GLOBAL FISHING WATCH
Satu di antara sejumlah besar kapal tangkap ikan ilegal asal Cina di perairan Korea. Mereka dikenal sebagai 'dark fleets' atau kapal-kapal yang 'ngumpet' dari sistem monitoring publik dan berhasil diungkap lewat teknologi pencitraan satelit 2017-2018. FOTO/GLOBAL FISHING WATCH
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kolaborasi ilmuwan dari Korea Selatan, Jepang, Australia, dan Amerika Serikat menelanjangi aktivitas tangkap ikan ilegal ratusan kapal asal Cina di perairan Korea, Jepang, dan Rusia. Kapal-kapal yang tak menggunakan sistem komunikasi gelombang radio publik dan tak berbendera itu tertangkap basah lewat empat teknologi satelit sekaligus.

Dipublikasikan dalam jurnal Science Advances, Kamis 23 Juli 2020, tim ilmuwan itu memberi judul hasil studinya 'Illuminating Dark Fishing Fleets in North Korea'. Isinya, temuan lebih dari 900 kapal 'dark fleets' pada studi 2017 dan sekitar 700 kapal pada studi 2018.

Melanggar batas perairan negara, kapal-kapal itu diperhitungkan telah mengeruk lebih dari 160 ribu ton cumi-cumi terbang Pasifik senilai $ 440 juta di perairan itu pada 2017-2018. Jumlah itu setara hasil tangkapan nelayan Jepang dan Korea Selatan digabung jadi satu dalam periode yang sama.

Jaeyoon Park, peneliti data di Global Fishing Watch yang juga anggota tim studi, menyebut skala dark fleets yang ditemukan itu sekitar sepertiga dari seluruh kapal tangkap ikan dilaut lepas asal Cina. Menurut Park, itu menjadikannya kasus pencurian ikan terbesar yang pernah ditemukan di sebuah perairan oleh kapal-kapal asal satu negara yang sama.

Satu di antara sejumlah besar kapal tangkap ikan ilegal asal Cina di perairan Korea. Mereka dikenal sebagai 'dark fleets' atau kapal-kapal yang 'ngumpet' dari sistem monitoring publik dan berhasil diungkap lewat teknologi pencitraan satelit 2017-2018. FOTO/GLOBAL FISHING WATCH

“Dengan mensintesis data dari beragam sensor satelit, kami menghasilkan sebuah potret yang begitu jelas, tak terduga, dari aktivitas penangkapan ikan di sebuah kawasan perairan abu-abu," kata Park dalam keterangan tertulis yang dibagikan Global Fishing Watch, Kamis 23 Juli 2020.

Park menunjuk sanksi PBB di perairan Korea Utara yang berlaku sejak 2017 gara-gara uji rudal balistik. Sedang telunjuknya mengarahkan kepemilikan dan kepentingan kapal-kapal itu ke Cina berdasarkan asal mula pelayaran yang terdeteksi. Pelacakan penting sejak kapal-kapal itu tak berbendera, tanpa izin, dan tidak pernah memberi tahu keberadaannya kepada otoritas.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Putin Menang Pemilu Rusia, Kementerian Luar Negeri Rusia Sindir Negara-negara Barat

4 jam lalu

Warga Avdiivka, yang kini tinggal di pusat akomodasi sementara, memberikan suara di tempat pemungutan suara selama pemilihan presiden Rusia, saat terjadi konflik Rusia-Ukraina di kota Kirovske di wilayah Donetsk, Ukraina yang dikuasai Rusia, 15 Maret. 2024. REUTERS/Alexander Ermochenk
Putin Menang Pemilu Rusia, Kementerian Luar Negeri Rusia Sindir Negara-negara Barat

Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut Barat telah berkontribusi membuat Vladimir Putin menang dalam pemilu Rusia dengan menjadikan Rusia musuh NATO


Vladimir Putin Ungkap Alexei Navalny Sudah Masuk Daftar Pertukaran Tahanan sebelum Meninggal

11 jam lalu

Alexei Navalny. news.sky.com
Vladimir Putin Ungkap Alexei Navalny Sudah Masuk Daftar Pertukaran Tahanan sebelum Meninggal

Vladimir Putin ungkap Alexei Navalny hendak ditukar dengan tahanan warga negara Rusia di Jerman, namun dia keburu meninggal


Dubes Rusia Buka Suara Soal Hubungan dengan RI Usai 10 WNI Jadi Tentara Bayaran Ukraina

15 jam lalu

Tentara Ukraina keluar dari kendaraan militer di lokasi yang disebutkan sebagai Avdiivka, Wilayah Donetsk, Ukraina, dalam tangkapan layar ini diambil dari video yang dirilis 17 Februari 2024. Brigade/Handout Penyerangan ke-3 melalui REUTERS
Dubes Rusia Buka Suara Soal Hubungan dengan RI Usai 10 WNI Jadi Tentara Bayaran Ukraina

Kedutaan Besar Rusia buka-bukaan tentang hubungan dengan Indonesia setelah kabar 10 WNI menjadi tentara bayaran di Ukraina.


Menang Pemilu, Putin Ingatkan Barat: Konflik Rusia-NATO Selangkah dari Perang Dunia III

16 jam lalu

Vladimir Putin. Sputnik/Gavriil Grigorov/Pool via REUTERS
Menang Pemilu, Putin Ingatkan Barat: Konflik Rusia-NATO Selangkah dari Perang Dunia III

Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan negara-negara Barat,konflik langsung antara Rusia dan aliansi militer NATO berarti Perang Dunia III


Putin Menang Pemilu, Begini Reaksi Dunia

17 jam lalu

Putin Menang Pemilu, Begini Reaksi Dunia

Kemenangan Putin sebagai presiden Rusia untuk kesekian kalinya ini memicu komentar, kebanyakan negatif, dari dunia internasional.


Putin Ingatkan NATO Soal Konflik dengan Rusia: Perang Dunia 3 Tinggal Selangkah Lagi

18 jam lalu

Anggota militer Rusia mengendarai kendaraan lapis baja di sepanjang jalan saat latihan parade militer memperingati kemenangan atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua di Moskow, Rusia 5 Mei 2023. REUTERS/Yulia Morozova
Putin Ingatkan NATO Soal Konflik dengan Rusia: Perang Dunia 3 Tinggal Selangkah Lagi

Putin mengatakan perang dunia III tinggal selangkah lagi jika NATO mengirim pasukan ke Ukraina.


Putin Terpilih Lagi sebagai Presiden Rusia, Begini Rekam Jejak Politiknya

21 jam lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan anggota pemerintah melalui tautan video di Sochi, Rusia 24 November 2021. Sputnik/Mikhail Metzel/Pool via REUTERS
Putin Terpilih Lagi sebagai Presiden Rusia, Begini Rekam Jejak Politiknya

Putin menang telak pasca-Soviet dalam pemilihan umum di Rusia memperkuat cengkeramannya yang sudah kuat pada kekuasaan.


10 WNI Disebut Jadi Tentara Bayaran di Ukraina, Kedubes Rusia Hapus Cuitan di X

21 jam lalu

Tentara Ukraina mengantre di tempat pelatihan saat mereka menjalani pelatihan pemeliharaan tank Leopard 1 A5, di pangkalan tentara Jerman Bundeswehr, bagian dari Misi Bantuan Militer UE untuk mendukung Ukraina (EUMAM UA) di Klietz, Jerman, 23 Februari 2024. REUTERS/Liesa Johannssen/Foto File
10 WNI Disebut Jadi Tentara Bayaran di Ukraina, Kedubes Rusia Hapus Cuitan di X

Kedutaan Besar Rusia mengatakan mereka belum mendapatkan informasi tentang jumlah tentara bayaran dari pihak asing di Ukraina.


Putin Menang Telak di Pemilu Rusia, Raup 87 Persen Suara di Perhitungan Sementara

23 jam lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin usai menerbangkan pesawat pembom strategis berkemampuan nuklir Tu-160M yang dimodernisasi, di Kazan, Rusia 22 Februari 2024. Sputnik/Dmitry Azarov/Pool via REUTERS
Putin Menang Telak di Pemilu Rusia, Raup 87 Persen Suara di Perhitungan Sementara

Putin akan menjadi Presiden Rusia terlama sejak 200 tahun lalu. Kekuasannya melampaui Josef Stalin.


Warga Negara Rusia di Bali Rela ke Jakarta demi Bisa Ikuti Pemilu Rusia

1 hari lalu

Seorang pria meninggalkan bilik suara di tempat pemungutan suara saat pemilihan presiden di desa Vyndin Ostrov di Wilayah Leningrad, Rusia 15 Maret 2024. REUTERS/Anton Vaganov
Warga Negara Rusia di Bali Rela ke Jakarta demi Bisa Ikuti Pemilu Rusia

Warga negara Rusia yang tinggal di Indonesia datang dari Jakarta hingga Bali untuk mengikuti pemilu Rusia.