TEMPO.CO, Bandung - Rencana uji klinis kandidat vaksin Covid-19 yang akan dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat, mendapat perhatian luas. Termasuk di media sosial. Beberapa pesan beredar berisi dukungan maupun penolakan atau mengecam
Satu di antaranya adalah yang ditujukan ke warga Bandung dan memperingatkan mereka sebagai kelinci percobaan tanpa disadari. "China aja menolak rakyatnya untuk uji coba vaksin ini. Baru satu satunya di dunia Negeri +62 pemerintahnya merelakan rakyatnya menjadi kelinci percobaan fase 3 vaksin dari china,” bunyi penggalan pesan itu.
Pesan tersebut, menurut Manajer Lapangan Uji Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran Eddi Fadlyana, adalah propaganda atau kampanye hitam. Isinya pun dianggap menyesatkan. “Saya kira kalau hoax nggak usah diklarifikasi," katanya, Kamis 2 Juli 2020.
Eddi menerangkan, proses menjadi relawan uji klinis itu melalui pendaftaran yang akan dibuka begitu izin uji klinis tersebut diberikan Komite Etik. Peminat pun akan disaring dengan syarat sehat dan berusia 18-59 tahun. Total yang dibutuhkan sebanyak 1.620 orang.
Relawan yang lolos nanti bisa mendatangi pusat imunisasi yang tersebar di enam lokasi, yaitu Rumah Sakit Pendidikan dan Balai Kesehatan Unpad, serta empat Puskesmas di Bandung. Penyuntikan calon vaksin Covid-19 itu, kata Eddi, berlangsung di ruangan dan jam khusus.
Di Puskesmas misalnya menggunakan ruang yang jembar sambil tetap menerapkan protokol kesehatan mencegah penularan Covid-19. "Waktunya pada jam yang tidak sibuk setelah pelayanan umum Puskesmas selesai sekitar jam 11-an siang,” katanya.
Proses penyuntikan relawan dalam uji klinis calon vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech asal Cina di Bandung akan berjalan selama tiga bulan. Ini karena tim akan membatasi jumlah subyek penelitian yang disuntik antara 15-25 orang per hari di setiap pusat vaksinasi. “Setelah penyuntikan dilakukan pemantauan subyek penelitian sampai 6 bulan,” katanya.
Tenaga medis yang terlibat yaitu 40 orang dokter umum dan 20 orang dokter spesialis. Ditambah 60 orang perawat di enam pusat vaksinasi. Mereka dipastikan Eddi telah menjalani pelatihan berulang dan akan memberi penjelasan lengkap kepada warga calon relawan agar paham soal uji klinis yang dilakukan.