TEMPO.CO, Jakarta - Badan Antariksa Nasional Cina mengumumkan kampanye global pencarian nama untuk wahana penjelajah Mars milik negara itu pada Jumat 24 Juli 2020. Wahana itu sendiri telah meluncur bersama roket Tianwen-1 dari Pusat Peluncuran Antariksa Wenchang, Hainan, pada Kamis lalu.
Menurut Pusat Program Antariksa dan Eksplorasi Bulan di badan antariksa itu, kampanye pencarian nama itu akan dilakukan dalam empat tahapan. Dimulai dari pengajuan nama, lalu mendapatkan 10 nama pilihan juri, diperas lagi menjadi tiga nama terfavorit pilihan publik, dan seleksi final satu nama.
Kampanye digelar sampai 12 Agustus tengah malam mendatang. Sepanjang periode itu publik bisa mengirim nama yang diusulkan lewat aplikasi Baidu maupun ke kanal dan alamat resmi penyelenggara.
Bersamaan dengen itu, Badan Antariksa Nasional Cina berharap kampanye itu bisa mempromosikan serta mempopulerkan sains antariksa dan menarik perhatian publik lebih besar kepada industri antariksa.
Sebelumnya, pada Kamis lalu, Cina meluncurkan misi Tianwen-1 ke Mars. Ini adalah misi antarplanet pertama Cina tapi paling kompleks di antara misi Mars negara lain. Sebabnya, sekaligus mengorbit, mendarat, dan menjelajahi Mars dalam satu misi.
Roket Long March 5 Y-4t, yang membawa pesawat antariksa bernama Tianwen-1 saat lepas landas dari Pusat Peluncuran Antariksa Wenchang di Provinsi Hainan, Cina, 23 Juli 2020. Xinhua/Cai Yang
Tianwen-1 diharapkan sampai di Mars sekitar February 2021 atau tujuh bulan setelah peluncuran. Setelah berhasil memasuki orbit Mars, Tianwen-1 akan menjalani 2-3 bulan survei lokasi menggunakan kamera resolusi tinggi untuk persiapan pendaratan pada Mei.
Setelah mendarat, wahana penjelajah--yang namanya sedang dicari--akan dilepaskan untuk eksplorasi ilmiah. Wahana diharapkan bertahan setidaknya selama 90 hari di Mars (sekitar tiga bulan di Bumi). Sedang orbiter yang didesain berusia satu tahun di Mars (sekitar 687 hari di Bumi), akan menghubungkan komunikasi antara si penjelajah ke Wenchang sembari melakukan deteksi ilmiah sendiri.
XINHUA | GLOBAL TIMES