TEMPO.CO, Jakarta - Cina telah sukses meluncurkan roket yang membawa misi Tianwen-1 ke Mars pada Kamis 23 Juli 2020. Ini adalah misi antarplanet pertama yang dilakukan negeri itu tapi sekaligus paling kompleks di antara misi sejenis dari negara lain. Tianwen-1 mengembang misi satelit pengorbit (orbiter) Mars sekaligus lander dan explorer di planet api menurut mitologi Cina tersebut.
Antusiasme publik terutama di Cina sangat besar menyambut tahap peluncuran yang sudah dilalui. Indikasinya adalah dalam sejam pertama setelah peluncuran itu pada Kamis sore lalu, Tianwen-1 atau yang masih relevan dengannya langsung ramai diperbincangkan di dunia maya. Tercatat lonjakannya di mesin pencari Baidu sampai 1.560 persen.
"Antusiasme yang sangat besar di antara netizen yang juga mengekspresikan harapan mereka utuk menjadi bagian dari peristiwa atau misi eksplorasi besar," kata Yuan Foyu, Wakil Presiden Baidu.
Kata Tianwen-1 memang dipilih dari antara 35.912 nominasi nama yang melibatkan publik. Nama itu menang dan diumumkan pada 24 April lalu, atau tepat pada Hari Antariksa di Cina ke-5.
Tianwen, Yuan Foyu menuturkan, diambil dari judul puisi panjang yang berarti Pertanyaan untuk Surga. Puisi itu ditulis Qu Yuan (sekitar 340-278 SM), yang kerap dirujuk sebagai penulis puisi terbesar dari Cina kuno.
Dalam Tianwen, Qu Yuan mengemukakan sejumlah pertanyaan dalam kalimat berima tentang langit, bintang-bintang, fenomena alam, mitos dan fakta, serta konsep tradisional dan spirit pencarian kebenaran.
Netizen telah menunjukkan energi yang sama untuk pencarian nama bagi wahana penjelajah Mars di misi Tianwen-1. Kampanye global pencarian nama ini telah dimulai sejak 24 Juli lalu. Rencananya, juri akan memiliki sebanyak 10 nominee dari nama-nama yang diusulkan untuk kemudian dikembalikan ke publik untuk diperas menjadi tiga terbaik, dan akhirnya akan ditentukan satu nama yang terpilih.
Pantai Merah di Panjin Shi, Cina ditumbuhi gulma berwarna merah. Membuat tempat ini seolah Planet Mars. Foto: Jia Mi/Flickr
Sejumlah besar nama telah langsung bermunculan di media sosial Baidu sehari setelah kampanye global pencarian nama itu diumumkan. Kebanyakan berbau mitologi Cina yakni gambaran Mars sebagai planet api atau huoxing.
Zhuque atau Burung Merah, satu dari empat mahluk suci bagi kepercayaan di Cina, sementara memimpin voting global per Jumat, 25 Juli 2020, lalu. Setelahnya ada Nezha, nama dari mitos terkenal tentang seorang anak nakal dengan kekuatan napas api. Bahkan senjata utama Nezha, fenghuolun atau roda angin dan api, juga ramai disukai.
Zhurong atau Dewa Api di mitologi Cina, seperti halnya juga chitu (kelinci merah), juga cukup banyak yang mengusulkannya. Pengajuan nama oleh publik akan dibuka hingga 12 Agustus mendatang.
GLOBAL TIMES