TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa wabah virus corona Covid-19 datang dalam sebuah gelombang besar. Bangsa-bangsa di belahan bumi yang sedang mengalami musim panas tak seharusnya lengah karena virus ini telah terbukti tak berperilaku sama seperti influenza yang hanya aktif di musim dingin.
"Orang-orang masih memikirkan musim. Apa yang kita semua perlu perhatikan, ini adalah virus baru dan ini berperilaku berbeda," ujar Juru bicara WHO Margaret Harris di Jenewa, Selasa 28 Juli 2020.
Harris berusaha menghindari istilah gelombang dalam pandemi infeksi virus corona 2019 yang sedang terjadi. Istilah itu, menurutnya, mengesankan virus benar-benar tak terkendali dan bisa datang kapan saja. Padahal, kata Harris, orkestra dari kebijakan negara-negara di dunia mampu menghambat penularan virus yang pertama kali muncul di Cina akhir tahun lalu tersebut.
“Kita masih berada dalam gelombang yang pertama dan ini akan menjadi gelombang yang besar. Iya, ini akan sedikit naik dan turun dan karenanya yang terbaik dilakukan adalah membuatnya rata dan mengendalikan di bawah kaki kita," katanya.
Menunjuk tingginya angka kasus di Amerika Serikat, Harris mendesak agar tetap waspada dalam menerapkan langkah-langkah untuk memperlambat transmisi melalui pertemuan massal. Dari sekitar 16,5 juta kasus terinfeksi di seluruh dunia, Amerika Serikat per 28 Juli 2020 memiliki lebih dari 4,29 juta kasus yang dikonfirmasi dengan 148.056 kematian.
Data tersebut berdasarkan peta sebaran penularan infeksi virus corona yang dilaporkan secara realtime oleh Johns Hopkins University. Data yang sama juga menunjukkan Brasil, negara khatulistiwa, menyumbang jumlah kasus terbesar kedua.