TEMPO.CO, Pekanbaru - Pelajar Madrasah Aliyah Negeri atau MAN 1 Pekanbaru Yafi Amri menyabet juara 2 Kompetisi Astronomi dan Astrofisika Internasional (International Astonomy and Astrophysics Competition) 2020. Berada di kategori yunior, Yafi bersaing dengan rekannya sesama pelajar sekolah menengah atas dari 74 negara di dunia dalam kompetisi yang digelar dalam jaringan itu.
Pengumuman final kompetisi itu diberikan pada 27 Juli 2020. Para pemenang juara 1, 2, dan 3 untuk kategori yunior (kurang dari 18 tahun) maupun pemuda (lebih dari 18 tahun) sama yakni masing-masing memperoleh uang $ 150, 100 dan 50. Selain sertifikat dan kesempatan menjadi duta resmi IAAC.
Yafi Amri, pelajar kelas XII Mia Smart Cendikia (MSC) 2 MAN 1 Pekanbaru, adalah satu-satunya peserta asal Indonesia di kompetisi itu. Prestasinya mendapat penghargaan dari Kepala Kanwil Kementerian Agama Riau, Mahyudin, di Pekanbaru, Kamis 30 Juli 2020. "Semoga ini menjadi motivasi bagi siswa- siswi madrasah lainnya untuk tidak surut berprestasi di tengah pandemi Covid-19 ini," katanya.
Guru pendamping, Khairul Muni, menyampaikan Yafi telah mulai berkompetisi dengan menjalani babak penyisihan sejak Mei 2020. Pengumuman lolos dari babak penyisihan diumumkan 25 Mei dan berlanjut ke ke babak pre final. Babak pre final diumumkan 29 Juni dan pengumuman final pada 27 Juli.
"Alhamdulillah Yafi Amri merupakan satu-satunya siswa utusan Indonesia yang bisa lolos pada babak final dengan berhasil meraih juara 2 setelah juara 1 dari India dan Pakistan," kata Khairul. Dia menambahkan, "Semoga ini menjadi motivasi bagi siswa madrasah untuk terus berprestasi di ajang nasional dan internasional."
Berdasarkan informasi di situs IAAC, juara 1 dan 2 masing-masing atas nama Gopalchetty Tejaswi dan Omar Khattab. Adapun kompetisi tertulis bertujuan membuktikan pengetahuan dan menyalurkan kreativitas siswa di bidang astronomi dan astrofisika.
