TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari topik tentang panen singkong di Gunung Kidul, Yogyakarta, tidak hanya mencukupi kebutuhan lokal. Jenis singkong Ketan Bima Sena yang dikembangkan petani di daerah itu diaku banyak diminati di luar Gunung Kidul.
Berita terpopuler selanjutnya, pesawat tempur bermesin jet, Sukhoi Su-30, milik Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA) dilaporkan berpatroli selama 10 jam penuh di Laut Cina Selatan, Rabu 5 Agustus 2020. Mereka terbang di atas pulau-pulau terpencil dan terumbu karang dalam sebuah misi yang sekaligus memecahkan rekor durasi penerbangan oleh satu pesawat tempur.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO yang meragukan status kasus Covid-19 di Korea Utara juga termasuk dalam berita terpopuler hari ini. Sebabnya, pernyataan-pernyataan yang tidak disertai hasil tes atau pengujian sampel-sampelnya yang meyakinkan.
Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno sepanjang hari ini, Kamis 6 Agustus 2020:
1. Jenis Singkong Lokal Gunung Kidul Dikembangkan, Per Batang 40 Kilogram?
Panen singkong di Gunung Kidul, Yogyakarta, tidak hanya mencukupi kebutuhan lokal. Jenis singkong Ketan Bima Sena yang banyak ditanam petani di daerah itu diaku banyak diminati di luar Gunung Kidul.
Petugas Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo meninjau panen raya singkong di Kalibawang. (Foto ANTARA/HO-Wazan Mudzakir)
"Petani mulai menanam Singkong Ketan Bima Sena yang memiliki nilai jual tinggi," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto, Kamis 6 Agustus 2020.
Anggota Kelompok Tani Ngudi Raharjo di Dusun Plosokerep, Bunder Patuk, Tumiran, mengatakan varietas lokal asli Gunung Kidul itu bisa menghasilkan singkong seberat 6-7 kilogram dengan harga jual saat ini Rp 4-5 ribu per kilogram. "Potensinya bisa mencapai 30-40 kilogram per batangnya," kata dia
2. Patroli di Laut Cina Selatan, Pesawat Tempur Cina Catat Rekor Terbang
Pesawat tempur bermesin jet, Sukhoi Su-30, milik Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA) dilaporkan berpatroli selama 10 jam penuh di Laut Cina Selatan, Rabu 5 Agustus 2020. Mereka terbang di atas pulau-pulau terpencil dan terumbu karang dalam sebuah misi yang sekaligus memecahkan rekor durasi penerbangan oleh satu pesawat tempur.
Misi dilakukan brigade berjuluk Elang Petir. Mereka mematahkan rekor durasi terbang tunggal Angkatan Udara PLA sebelumnya yang disebut mgtv.com selama 8,5 jam. Laman berita milik Hunan Television itu melaporkan bahwa jet tempur buatan Rusia itu mengisi bahan bakar di tengah penerbangan dengan bantuan pesawat tanker dan dua pilotnya mendapat suplai ransum agar energi tetap terjaga.
su-30 cinaPesawat tempur milik Angkatan Udara Cina Su-30. Pesawat tempur jenis ini dilaporkan mencatat rekor terbang 10 jam penuh saat patroli di atas Laut Cina Selatan, Rabu 5 Agustus 2020. (ANTARA/HO-ChinaMilitary/mii)
"Daya tahan tubuh terbatas empat hingga lima jam sehingga untuk menghilangkan stres dan kelelahan selama penerbangan, pilot mengobrol, mengkonsumsi ransum berupa air mineral dan cokelat," kata Lu Geng, pilot pesawat tempur tersebut. Wang Ying, pilot lainnya, menimpali bahwa misi tersebut sebenarnya tidak sekadar pemecahan rekor, melainkan tentang pertempuran nyata.
3. Covid-19, Kenapa WHO Ragukan Pernyataan-pernyataan dari Korea Utara?
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO meragukan status kasus Covid-19 di Korea Utara. Sebabnya, pernyataan-pernyataan yang tidak disertai hasil tes atau pengujian sampel-sampelnya yang meyakinkan.
Pemandangan Kota Kaesong, Korea Utara, dilihat dari observatorium Dora di Paju, 55 km utara Seoul, Korea Utara, 25 September 2013. Jika warga tersebut benar terkonfirmasi positif, maka ia akan menjadi kasus pertama di negara yang sangat tertutup itu. REUTERS/Lee Jae-Won
WHO menyatakan itu meski Pyongyang menyatakan telah melakukan karantina terhadap 3.635 kontak primer dan sekunder dari seorang yang masuk dari perbatasan Korea Selatan. Orang itu, membelot ke selatan tiga tahun lalu dan kembali lagi pada akhir Juli lalu, disebut media setempat memiliki gejala Covid-19 pertama di Korea Utara.
"Orang itu dites untuk Covid-19, tetapi hasil tes tidak meyakinkan," ujar Perwakilan WHO untuk Korea Utara, Edwin Salvador, melalui komentar yang dikirim ke Reuters melalui surat elektronik pada Rabu 5 Agustus 2020.