TEMPO.CO, New York - Perusahaan farmasi yang bermarkas di New York, Pfizer, meneken kontrak untuk memproduksi obat antivirus remdesivir buatan Gilead Sciences untuk pasien Covid-19. Pfizer, dalam pernyataan yang diberikan di situs web resminya Jumat 7 Agustus 2020, akan memanfaatkan pabrik di Kansas untuk produksi remdesivir.
"Sejak awal sudah sangat jelas kalau tidak ada satu perusahaan atau satu inovasi yang bisa menghentikan krisis Covid-19 sendirian. Kesepakatan Pfizer dengan Gilead adalah contoh yang sangat baik dari kerja sama untuk menghadirkan solusi medis," kata Direktur Utama dan CEO Pfizer, Albert Bourla.
Melalui kontrak tersebut Pfizer, yang juga sedang mengembangkan vaksin Covid-19 dan telah mendapat kontrak senilai Rp 29 triliun dari Pemerintah Amerika Serikat untuk vaksinasi 50 juta orang nanti, dapat meningkatkan pasokan remdesivir di dunia.
Antivirus yang awalnya dikembangkan untuk mengatasi ebola itu merupakan satu dari dua obat yang telah terbukti membantu kesembuhan pasien Covid-19 rawat inap dalam uji klinis resmi.
Pada Kamis, Gilead mengatakan jaringan produksi mereka untuk remdesivir telah berkembang ke lebih dari 40 pabrik di Amerika Utara, Eropa dan Asia untuk menambah kapasitas. Termasuk perusahaan farmasi asal Inggris Hikma Pharmaceuticals yang juga menyatakan mulai memproduksi remdesivir di pabriknya di Portugal.
ANTARA