TEMPO. CO, Yogyakarta: Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X belum bisa mengizinkan pembukaan sekolah, meski Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim sudah memberi lampu hijau bahwa di daerah zona kuning Covid-19 bisa menggelar kelas tatap muka.
Sultan menuturkan, dengan perkembangan kasus yang masih dinilai masif di DIY, terutama sejak Juli hingga awal Agustus 2020 ini, pihaknya menilai peta zonasi Covid-19 juga kian sulit jadi patokan untuk mengukur keamanan saat sekolah dibuka.
“Jangan dulu lah untuk sekolah (dibuka), masih fluktuatif kondisinya dan kami sekarang tidak tahu apa (Yogya) masih masuk zona hijau, kuning, atau malah sudah oranye,” ujar Sultan di Yogyakarta Selasa, 11 Agustus 2020.
Sebelumnya, lima kabupaten/kota di DIY dikategorikan secara umum masuk zona kuning setidaknya sebelum lebaran lalu.
Sultan mengatakan jika harus membuka kegiatan pendidikan secara tatap muka, ia masih berpegang agar yang memulai kalangan kampus lebih dulu. Setelah itu, baru disusul jenjang pendidikan di bawahnya.
Sultan tak mau jika harus mempertaruhkan nasib anak-anak jenjang pendidikan terendah dengan mengizinkan tatap muka. Terlebih Yogya belum mencabut masa tanggap darurat bencana Covid-19 sampai akhir Agustus nanti.
“Risikonya untuk anak-anak yang terlalu besar, sekolah biar belakangan saja bukanya, kami tak mau coba-coba,” ujarnya.
Daripada mengizinkan sekolah buka saat ini, Sultan menyatakan memilih untuk menggencarkan upaya swab test pada masyarakat yang terdeteksi gejala Covid-19 sehingga bisa segera diputus mata rantai penularannya.
PRIBADI WICAKSONO