TEMPO.CO, Jakarta - Rusia mendorong drone tempur terbarunya untuk bisa diproduksi massal dan digunakan angkatan perangnya sesegera mungkin. Drone S-70 Okhotnik atau Si Pemburu dalam bahasa Rusia dilaporkan akan bergabung di Angkatan Udara Rusia setahun lebih cepat daripada yang direncanakan pada 2024.
Itu artinya si Pemburu--yang telah dikembangkan selama sepuluh tahun--bakal menjadi drone tempur berperforma tinggi yang didesain untuk misi perang konvensional skala besar yang melayani sebuah negara.
Direktur Jenderal United Aircraft Corporation, Rusia, Yury Slyusar, mengatakan perusahaannya akan mulai menyuplai drone tempur (UCAV) S-70 Okhotnik ke militer Rusia si Pemburu--yang telah dikembangkan selama sepuluh tahun--setelah dua kali pengujian oleh militer yang akan dilalui 2023-2024. Slyusar mengikuti seruan dari Kementerian Pertahanan Rusia pada 3 Agustus 2020 agar mempercepat pekerjaannya.
Slyusar menggambarkan Okhotnik sebagai, "sebuah drone tempur besar dengan kemampuan yang tak akan terduga, memiliki jangkauan misi terbang tempur terjauh, kemampuan membopong senjata terbanyak."
Sukhoi S-70 Okhotnik-B dan jet tempur Su-57. (Dok. Kementerian Pertahanan Rusia)
Media Rusia pertama kali mendapati drone ini ketika fotonya diunggah di media sosial pada Januari 2019. Saat itu Okhotnik diduga sedang menjalani tes di darat di sebuah instalasi uji di Novosibirsk. Terbang perdana kemudian dilakukan tepat setahun lalu di Pabrik Penerbangan Chkalov di provinsi sebelah barat daya Rusia yakni Astrakhan.
Baca juga:
Menristek: Drone Tempur Elang Hitam Terbang Januari 2021
Drone ini mengambil rupa bumerang dengan saluran isap atau intake udara yang besar di bagian atas depan, dan sebuah engine nozzle yang terkamuflase. Desain itu dibuat Biro Desain Sukhoi yang terkenal sebagai pabrikan pesawat tempur Rusia era perang dingin hingga kini yang terbaru, Sukhoi Su-35 Flanker-E dan Sukhoi Su-57 Felon.