TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari topik tentang penulisan nama Institut Teknologi Surabaya untuk akronim ITS sempat ramai diperbincangkan alias trending di media sosial Twitter, Senin dan Selasa lalu 10-11 Agustus 2020. Penulisan nama berasal dari tangkapan gambar poster berjudul Top 10 PTN dengan Nilai UTBK Tertinggi (Saintek).
Berita terpopuler selanjutnya, pengumuman dari Rusia yang akan menyetujui vaksin Covid-19 setelah kurang dari dua bulan pengujian pada manusia memicu kekhawatiran di antara para ahli kesehatan global. Mereka mengatakan bahwa tanpa data uji coba lengkap, vaksin tersebut sulit dipercaya, dan sebagian menyatakan sembrono.
Selain itu Amerika Serikat meneken kontrak senilai 1,5 miliar dolar AS (sekitar Rp 22 triliun) dengan produsen obat Moderna Inc. terkait pembelian 100 juta dosis calon vaksin Covid-19 juga masuk dalam berita populer hari ini. Langkah itu adalah bagian dari program Operation Warp Speed yang bertujuan menyalurkan vaksin di negara tersebut pada akhir tahun ini.
Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno:
1. Penelusuran ITS Ditulis Institut Teknologi Surabaya yang Ramai di Medsos
Tabel cuitan netizen di Twitter menanggapi tabel UNS. Twitter
Penulisan nama Institut Teknologi Surabaya untuk akronim ITS sempat ramai diperbincangkan alias trending di media sosial Twitter, Senin dan Selasa lalu 10-11 Agustus 2020. Penulisan nama berasal dari tangkapan gambar poster berjudul Top 10 PTN dengan Nilai UTBK Tertinggi (Saintek).
Pada poster itu tertera nama dan logo Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan sorot yang diberikan kepada Universitas Sebelas Maret yang menempati peringkat delapan dengan nilai rata-rata UTBK 587,39. Tidak jelas asal poster tersebut karena tak ditemukan di laman resmi UNS. Tapi yang ramai diperbincangkan adalah penulisan Institut Teknologi Surabaya itu (ada di peringkat empat) yang keliru.
Seperti diketahui akronim kampus ITS sebagai satu di antara universitas negeri di Indonesia, tepatnya di Surabaya, Jawa Timur, adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember. "UNS nyebut ITS = Institut Teknologi Surabaya. Gimana kalau ITS nyebut UNS = Universitas Negeri Surakarta? Hmmm Sepuluh Nopember dan Sebelas Maret ada masalah apa sih wkwkw," seperti dicuitkan akun @alealegratis.
2. Vaksin Covid-19 Pertama dari Rusia Disebut Sebagian Ahli Sembrono dan Berbahaya
Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic
Pengumuman dari Rusia yang akan menyetujui vaksin Covid-19 setelah kurang dari dua bulan pengujian pada manusia memicu kekhawatiran di antara para ahli kesehatan global. Mereka mengatakan bahwa tanpa data uji coba lengkap, vaksin tersebut sulit dipercaya.
Rusia bermaksud untuk menjadi yang pertama dalam perlombaan global dalam mengembangkan vaksin melawan pandemi Covid-19. Namun caranya dinilai sembrono. Rusia dituding belum melakukan uji coba skala besar dari suntikan untuk menghasilkan data apakah itu akan berhasil atau tidak.
Francois Balloux dari UCL Genetics Institute, London, Inggris, yang termasuk mengatakan itu adalah keputusan yang sembrono dan bodoh. Menurut Balloux, kampanye vaksinasi Rusia itu akan menjadi bencana baik melalui efek negatif pada kesehatan dan bisa menghambat penerimaan vaksin di masyarakat.
3. Borong Vaksin Covid-19: Setelah dari Pfizer, AS Beli Juga dari Moderna
Kantor pusat Moderna Therapeutics, yang sedang mengembangkan vaksin virus corona di Cambridge, Massachusetts, AS, 18 Mei 2020. [REUTERS / Brian Snyder]
Amerika Serikat meneken kontrak senilai 1,5 miliar dolar AS (sekitar Rp 22 triliun) dengan produsen obat Moderna Inc. terkait pembelian 100 juta dosis calon vaksin Covid-19. Langkah tersebut adalah bagian dari program Operation Warp Speed yang bertujuan menyalurkan vaksin di negara tersebut pada akhir tahun ini.
Seperti yang diungkap Gedung Putih dan Moderna, Selasa 11 Agustus 2020, kontrak pembelian dilakukan untuk harga sekitar 30,50 dolar AS per dosis. Setiap dosis ditujukan untuk setiap orang dalam dua kali suntikan atau vaksinasi.
Harga itu sejalan dengan kontrak-kontrak lainnya yang disepakati oleh AS bersama beberapa produsen calon vaksin. Seperti diketahui, AS dalam beberapa pekan terakhir terlibat dalam sejumlah kontrak untuk mendapatkan ratusan juta dosis calon vaksin Covid-19 dari beberapa raksasa farmasi.