TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Direct Investment Fund Rusia, Kirill Dmitriev, yang mensponsori pengembangan vaksin Covid-19 Rusia menaruh kepercayaan penuh pada vaksin yang diteliti oleh Gamaleya Research Institute. Saat ini vaksin bernama Sputnik V itu mengundang kontroversi yang luas di dunia.
Dmitriev mengaku bahwa dia dan tim pengembang vaksin telah diserang karena proses risetnya yang dianggap terlalu singkat. "Kami juga diserang oleh lobi perusahaan farmasi dan beberapa politikus. Tapi para ilmuwan yang memahaminya tahu kredibilitas lembaga kami kuat karena salah satu lembaga vaksin terbaik di dunia," ujar dia, seperti dikutip Fox News, Rabu 12 Agustus 2020.
Pengumuman negara itu mengenai vaksin yang direncanakan disuntikkan pada Oktober 2020 itu selang beberapa minggu setelah Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada menuduh peretas Rusia mencoba mencuri penelitian mereka mengenai vaksin Covid-19. Itu juga terjadi sebelum Rusia menyelesaikan tiga fase uji klinis secara utuh.
Dmitriev meyakinkan kalau teknik dari tim pengembang vaksin di Gamaleya sudah diasah selama bertahun-tahun. Mereka bahkan disebutkannya sudah mempelajari Ebola. Dmitriev juga mengaku bahwa dirinya beserta anggota keluarganya telah mencoba menggunakan vaksin itu sendiri. "Termasuk orang tua saya," kata dia.
Baca juga:
Rusia Percepat Produksi Si Pemburu, Drone S-70 Okhotnik
Dia lalu mengingatkan momen-momen penting dalam sejarah sains dan kedokteran Rusia. Pimpinan Kekaisaran Rusia Catherine adalah salah satu orang yang dianggapnya paling awal percaya pada gagasan vaksin. Catherine pula yang telah memboyong seorang dokter Inggris ke St. Petersburg untuk menyuntik dirinya dan putranya melawan cacar yang menyebar di seluruh negeri pada 1768.
Dmitriev menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 produksi Gamaleya bekerja dengan pendekatan viral vektor berbasis adenovirus. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan belum menerima informasi lengkap tentang potensi vaksin Covid-19 Rusia tersebut dan karenanya tidak bisa mengevaluasinya.