TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengumumkan pemberian izin penggunaan satu vaksin Covid-19, pada Selasa 11 Agustus 2020. Putin mengatakan vaksin itu aman dan efektif dan kemungkinan vaksinasi massal akan dilakukan mulai Oktober mendatang. Izin yang diberikan itu langsung mengundang kecaman luas di dunia. Para ahli imunologi tidak yakin kalau vaksin itu aman, apalagi efektif, kalau Rusia mengambil jalan pintas.
Berikut ini penjelasan tentang vaksin Covid-19 Rusia tersebut, teknik pembuatan, uji-uji yang telah dijalani. Termasuk kenapa vaksin itu malah membuat para ahli di dunia sangat khawatir.
1. Seperti apa vaksin itu?
Vaksin itu dinamakan “Sputnik V”, merujuk kepada satelit pertama buatan Rusia, Sputnik 1, yang diorbitkan ke antariksa di era Uni Soviet pada 1957 . Penamaan itu menandakan Moskow hendak membangkitkan kembali kejayaannya demi harga diri bangsa itu.
Vaksin tersebut dikembangkan Institut Riset Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya, bagian dari Kementerian Kesehatan Rusia. Dosisnya akan dibagikan dalam dua kali suntikan yang berjarak 21 hari. Keduanya mengandung adenovirus, virus corona penyebab flu pada umumnya, yang telah dimodifikasi secara genetik.
Pekerja medis yang mengenakan alat pelindung diri bekerja di Unit Perawatan Intensif (ICU), Pusat ECMO Rumah Sakit Klinik Kota Nomor 52, di mana pasien yang menderita penyakit virus Corona (COVID-19) dirawat, di Moskow, Rusia 28 April , 2020. [REUTERS / Maxim Shemetov]
Modifikasi dilakukan dengan menyisipkan gen protein paku dari virus corona SARS-CoV-2, penyebab Covid-19. Protein paku ini yang berperan penting dalam setiap infeksi virus itu ke dalam sel manusia. Teorinya, adenovirus berisi protein tersebut akan memprovokasi sistem imun tubuh sehingga nantinya bisa bekerja baik saat virus corona sebenarnya pemilik protein tersebut datang.
Baca juga:
Cina Laporkan Virus Corona pada Kemasan Makanan Beku Impor
Dikenal sebagai sebuah vaksin viral-vector, penyisipan gen itu biasa digunakan sebagai satu di antara teknik pembuatan vaksin. Beberapa kelompok riset di dunia yang berupaya menghasilkan vaksin Covid-19 pun melakukannya. Pendekatan atau teknik lain, misalnya, menggunakan virus yang bersangkutan namun telah dilemahkan. Cara ini yang dilakukan Sinovac Biotech yang sedang menjalani uji klinis tahap tiga di Kota Bandung, Jawa Barat.
2. Bagaimana dengan hasil uji klinis?
Vaksin baru harus lulus melalui tiga uji klinis sebelum bisa digunakan dan disebarluaskan. Uji klinis tahap satu biasanya melibatkan sekelompok kecil relawan saja dan hanya ditujukan untuk mencari dosis yang aman. Fase dua membutuhkan lebih banyak relawan karena tidak hanya menguji respons imun tubuh, tapi mencermati lebih hati-hati kemungkinan efek samping yang timbul dosis yang diberikan itu.