TEMPO.CO, Jakarta - Pengembangan vaksin Covid-19 dalam negeri atau yang disebut Vaksin Merah Putih hingga saat ini masih dalam tahap kloning protein untuk mendapatkan protein rekombinan. Kandidat vaksin ini masih dalam tahap riset di laboratorium dan harus menjalani uji ke hewan terlebih dulu sebelum sampai ke uji klinis.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan itu dalam konferensi pers virtual terkait Rapat Koordinasi Nasional Prioritas Riset Nasional Tahun 2020, Kamis 13 Agustus 2020. Uji ke hewan diperkirakannya akan makan waktu satu bulan. "Kami harapkan proses kloning ini bisa berjalan lancar," katanya.
Menristek Bambang menambahkan, Vaksin Merah Putih menggunakan platform protein rekombinan, yang mana riset dan pengembangannya dipimpin oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Riset vaksin itu sudah dimulai sejak Maret 2020.
Lembaga Eijkman menargetkan bibit Vaksin Merah Putih akan diperoleh pada awal 2021, sekitar Februari atau Maret. Saat itu, bibit vaksin kemudian akan diserahkan ke PT Bio Farma untuk diproduksi untuk kebutuhan uji klinis pada manusia.
Baca juga:
Bio Farma Target Vaksin Merah Putih Rampung 2022
Setelah lolos uji klinis tahap 1, masih ada tahap 2 dan 3. Uji klinis dilakukan mulai dari melihat keamanannya serta dosis yang tepat sampai memastikan vaksin benar memberi efek perlindungan terhadap infeksi dan tidak menimbulkan efek samping.
Dilakukan hingga ke kelompok relawan yang sangat besar, normalnya uji klinis bisa mencapai tahunan. Tapi, sehari sebelumnya, lewat akun media sosialnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkap harapannya vaksin Covid-19 asli Indonesia itu bisa rampung pertengahan 2021.