TEMPO.CO, Jakarta - Pakar Bahasa dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Dadang Sunendar menilai penggunaan kata "bajak" dalam pidato Presiden Joko Widodo pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dalam rangka HUT ke-75 RI kurang tepat. Sang profesor merujuk empat kali pidato Jokowi menyebut kalimat, "Bajak momentum krisis."
"Menurut saya penggunaan kata 'bajak' kurang tepat dengan penggunaan kalimat itu, karena kata krisis secara semantik sudah jelas dan tidak perlu diberi makna lain lagi," ujar Dadang di Jakarta, Jumat 14 Agustus 2020.
Dia menambahkan Presiden sebetulnya memiliki pilihan-pilihan kata untuk konteks itu. Misalnya, menggunakan kalimat "saatnya kita memanfaatkan momentum krisis", atau "saatnya kita gunakan momentum krisis".
Dadang menjelaskan kata "bajak" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan makna kedua yang berarti mengambil alih secara paksa. Sedangkan "krisis" adalah keadaan berbahaya, keadaan genting, atau suasana yang suram dalam berbagai konteks.
Presiden Jokowi empat kali menyerukan kalimat "membajak momentum krisis" saat menyampaikan pidato pada Sidang Tahunan MPR-RI dan Sidang Bersama DPR-RI dan DPD-RI Tahun 2020 di Gedung MPR/DPR Jakarta, Jumat 14 Agustus 2020.
Presiden menyampaikan saat ini merupakan momentum membenahi diri secara fundamental, melakukan transformasi besar, menjalankan strategi besar di bidang ekonomi, hukum, pemerintahan, sosial, kebudayaan, termasuk kesehatan dan pendidikan.
Baca juga:
Domain Internet Aksara Jawa Terkendala Pengakuan Pemerintah
Pada saat itu lah Presiden menyerukan untuk membajak momentum krisis. Selanjutnya pada pertengahan pidatonya, Kepala Negara kembali menekankan kalimat "membajak momentum krisis" seraya mengingatkan agar semua pihak tidak membiarkan krisis yang terjadi membuahkan kemunduran.
Presiden kembali menyematkan kalimat "membajak momentum krisis" dalam pidatonya saat mengapresiasi dukungan dan kerja cepat yang diberikan pimpinan dan anggota lembaga-lembaga negara yang melakukan langkah-langkah luar biasa dalam menangani krisis.
Terakhir, Jokowi menyematkan kalimat "membajak momentum krisis" saat mengajak semua elemen bangsa melakukan lompatan besar untuk kemajuan bangsa yang signifikan.