Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Misinformasi Kesehatan di Facebook Dilihat 3,8 Miliar Kali pada 2019

image-gnews
Ilustrasi Facebook. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
Ilustrasi Facebook. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Misinformasi soal kesehatan yang disebarkan oleh jaringan di Facebook telah dilihat 3,8 miliar kali selama setahun terakhir, sebuah studi baru melaporkan Rabu, 19 Agustus 2020.

Menurut kelompok advokasi nirlaba Avaaz, puncak kesalahan informasi terjadi pada April 2020, ketika pandemi virus corona Covid-19 melanda kota-kota di Amerika Serikat.

Fox News, Kamis, melaporkan jaringan yang terlibat menerima sekitar 400 juta penayangan hanya dalam satu bulan. Bahkan jangkauan mereka jauh melampaui akun organisasi kesehatan terkemuka di raksasa media sosial itu.

Avaaz mengatakan bahwa hanya 16 persen dari kesalahan informasi kesehatan yang ditemukan memiliki label penasihat yang melekat pada informasi itu. Alasannya adalah algoritme pendiri Facebook Mark Zuckerberg menimbulkan ancaman kesehatan masyarakat utama bagi lebih dari 2,7 miliar penggunanya dengan gagal menghapus pernyataan palsu.

Untuk menarik kesimpulan ini, Avaaz dilaporkan menemukan situs web pihak ketiga yang sebelumnya menjangkau banyak sekali khalayak dengan informasi yang salah terkait kesehatan, dan menemukan halaman Facebook teratas yang mengarahkan konten ke situs-situs tersebut, serta menyusun metrik untuk penayangan video relatif terhadap interaksi dengan rekaman tersebut. 

Temuan itu menunjukkan bahwa ketika Covid-19 melanda, begitu pula teori konspirasi dan karakterisasi yang salah. Awal tahun ini, 100 dokter dan perawat garis depan mengirim surat ke platform media sosial terbesar di Amerika itu yang memperingatkan bahwa informasi yang salah menghalangi kemampuan mereka untuk merawat pasien.

Sebuah studi yang terbit di American Journal of Tropical Medicine and Hygiene awal bulan ini menyimpulkan bahwa 800 orang telah meninggal secara global dalam tiga bulan pertama tahun 2020 akibat informasi yang salah. Klaim ini bisa mendorong pengawasan baru dari Facebook dan para pemimpin teknologi lainnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada akhir Juli, Zuckerberg dipanggil untuk bersaksi dalam sidang virtual tentang bias, kekuatan pasar, penggunaan data, dan topik lainnya. Dia beradu argumen dengan anggota parlemen David Cicilline, dan menyatakan bahwa Facebook memiliki rekam jejak yang baik dalam hal kebijakan informasi yang salah, termasuk tentang topik yang terkait dengan krisis kesehatan global.

"Facebook telah menerapkan beberapa inisiatif untuk mengurangi misinformasi kesehatan, termasuk informasi 'pusat virus corona', penghapusan iklan politik yang salah mengartikan Covid-19, dan perluasan upaya pemeriksaan fakta," kata Zuckerberg.

Washington Post juga melaporkan bahwa antara April-Juni, Facebook menambahkan label peringatan ke 98 juta konten dan menghapus 7 juta unggahan palsu terkait virus corona. Dalam siaran pers baru-baru ini, Facebook menawarkan gambaran umum rinci tentang langkah-langkah yang diambil untuk memastikan pengguna memiliki akses ke informasi yang akurat.

Namun, Avaaz mengatakan upaya Facebook sejauh ini tidak mencukupi dan tidak sesuai dengan skala masalah yang dihadapi. Menurut Avaaz, perusahaan harus menyediakan semua pengguna yang membaca informasi yang salah dengan koreksi fakta yang diperiksa secara independen, serta menurunkan visibilitas informasi yang salah di umpan berita individu.

FOX NEWS | WASHINGTON POST | AMERICAN JOURNAL OF TROPICAL MEDICINE AND HYGIENE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

2 jam lalu

Pendiri WhatsApp, Brian Acton. successstory.com
WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

WhatsApp dibuat 2 mantan karyawan Yahoo, Brian Acton dan Jan Koum pada 2009 di sebuah garasi rumah di California. Begini perkembangannya.


Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

2 hari lalu

Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

Meta menambahkan fitur khusus untuk membatasi konten politik pada platform yang dinaunginya, terutama Instagram.


WhatsApp Kini Memungkinkan Anda Menyematkan Tiga Pesan, Baru Diluncurkan

6 hari lalu

WhatsApp bisa sematkan tiga pesan. (WhatsApp)
WhatsApp Kini Memungkinkan Anda Menyematkan Tiga Pesan, Baru Diluncurkan

Sebelumnya, pengguna WhatsApp hanya dapat menyematkan satu pesan di atas percakapan dengan kontak atau grup.


Perplexity AI akan Bersaing dengan Google, Bagaimana Peluangnya?

9 hari lalu

Perplexity AI adalah teknologi search engine berbasis AI yang membantu banyak orang. Simak fitur, keunggulan dan cara penggunaannya. Foto: Canva
Perplexity AI akan Bersaing dengan Google, Bagaimana Peluangnya?

Perplexity AI salah satu jenis tools kecerdasan buatan yang diperkirakan menjadi saingan Google


Begini Cara Download Stiker WhatsApp Edisi Ramadan

13 hari lalu

Ilustrasi pengguna WhatsApp. Reuters/Dado Ruvic
Begini Cara Download Stiker WhatsApp Edisi Ramadan

WhatsApp meluncurkan paket stiker terbarunya di Indonesia berkaitan dengan bulan Ramadan. Begini cara downlioad stiker WhatsApp edisi Ramdan.


Facebook Disebut Memblokir Akun Jurnalis Foto Gaza Motaz Azaiza

13 hari lalu

Jurnalis foto Palestina asal Gaza Motaz Azaiza. FOTO/Instagram/motaz_azaiza
Facebook Disebut Memblokir Akun Jurnalis Foto Gaza Motaz Azaiza

Jurnalis foto terkenal Palestina asal Gaza, Motaz Azaiza, memposting di akun X-nya bahwa dia telah dilarang di Facebook.


Mengenali Fitur Baru Threads untuk Menyimpan Draft Unggahan

16 hari lalu

Threads. shutetrstock.com
Mengenali Fitur Baru Threads untuk Menyimpan Draft Unggahan

Fitur simpan Threads draft berfungsi membantu pengguna untuk menyimpan unggahan


Mengenal The Muqaddimah, Buku Karya Ibnu Khaldun yang Menjadi Favorit Mark Zuckerberg

17 hari lalu

Ibnu Khaldun
Mengenal The Muqaddimah, Buku Karya Ibnu Khaldun yang Menjadi Favorit Mark Zuckerberg

Mark Zuckerberg memilih Muqaddimah karya Ibnu Khaldun sebagai salah satu buku yang akan dibaca dalam inisiatif komunitasnya sebagai A Year of Books.


Daftar 6 Buku yang Direkomendasikan Mark Zuckerberg

18 hari lalu

Daftar 6 Buku yang Direkomendasikan Mark Zuckerberg

Mark Zuckerberg yang dikenal sebagai pendiri Facebook dikenal memiliki kegemaran untuk membaca buku


Tatkala Mark Zuckerberg Terpesona dengan Buku Karya Ibnu Khaldun

18 hari lalu

Ibnu Khaldun
Tatkala Mark Zuckerberg Terpesona dengan Buku Karya Ibnu Khaldun

Mark Zuckerberg memilih Muqaddimah sebagai salah satu dari buku yang dibaca dalam inisiatif komunitasnya yang disebut A Year of Books.