TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Kemarin diawali dari Samudera Hindia. Sebuah pengamatan asteroid yang didanai badan antariksa Amerika, NASA, telah mendeteksi sebongkah batu luar angkasa seukuran mobil SUV terbang melintasi Bumi tepat di atas samudera itu pada akhir pekan lalu.
Perkembangan dari Institut Riset Nasional Gamaleya yang mengembangkan vaksin Covid-19 di Rusia menjadi berita kedua yang terpopuler kemarin. Institut milik kementerian di Rusia itu menyatakan bahwa vaksin bernama Sputnik V tersebut mempunyai masa perlindungan bagi tubuh manusia selama dua tahun dan bisa lebih.
Berita dari Cina soal Tianlei 500, atau Petir 500, sebuah bom berpresisi tinggi, mengisi tempat terakhir di Top 3 Tekno kemarin. Bom jenis ini memiliki droplet bom berdaya ledak mematikan di dalamnya. Beijing diduga sengaja menayangkannya di jaringan televisi nasional untuk menjawab kesepakatan Taiwan membeli 66 pesawat tempur F-16V dari AS.
Berikut Top 3 Tekno Berita Kemarin, Jumat 21 Agustus 2020, selengkapnya,
1. Asteroid Terdeteksi Melintas 2.950 Kilometer di Atas Samudra Hindia
Sebuah pengamatan asteroid yang didanai badan antariksa Amerika, NASA, telah mendeteksi sebongkah batu luar angkasa seukuran mobil SUV terbang melintasi Bumi akhir pekan lalu. Ini merupakan perlintasan asteroid tanpa tumbukan (nonimpacting) terdekat yang pernah terdeteksi, kata NASA pada pekan ini.
Asteroid bernama 2020 QG itu melintas sepanjang 2.950 kilometer di atas Samudra Hindia selatan pada Minggu, 16 Agustus 2020, pukul 00.08 EDT (11.08 WIB).
Berdiameter sekitar 3-6 meter, asteroid ini tergolong sangat kecil menurut standar asteroid. Jika asteroid tersebut benar-benar berada di lintasan tumbukan, kemungkinan akan berubah menjadi bola api saat pecah di atmosfer bumi, yang memang terjadi beberapa kali dalam setahun, terang NASA.
2. Gamaleya: Vaksin Covid-19 Rusia Berfungsi Selama 2 Tahun pada Manusia
Institut Riset Nasional Gamaleya yang mengembangkan vaksin Covid-19 di Rusia menyatakan bahwa vaksin bernama Sputnik V itu mempunyai masa perlindungan bagi tubuh manusia selama dua tahun dan bisa lebih.
"Vaksin yang dihadirkan saat ini juga akan melindungi individu (yang divaksin) dari Covid-19 setidaknya dalam jangka waktu dua tahun, dan mungkin saja lebih lama," ujar Direktur Gamaleya dr. Alexander Gintsburg dari Moskow, Rusia, dalam paparan media secara virtual yang diikuti ANTARA di Jakarta, Kamis malam, 20 Agustus 2020.
Rusia mengembangkan Sputnik V dengan basis penelitian terhadap human adenovirus -- yang juga digunakan dalam pengembangan vaksin ebola di Republik Guinea. Respons imun pada vaksin ebola yang sudah terdaftar itu berlangsung selama dua tahun, dan inilah yang menjadi tolok ukur pada Sputnik V.
3. Cina Pamer Bom Tianlei 500, Gertak 66 F-16V Baru Taiwan
Jaringan televisi milik pemerintah Cina menayangkan gambar Tianlei 500, atau Petir 500, sebuah bom berpresisi tinggi karena melayang dituntun teknologi satelit. Bom jenis ini memiliki droplet bom berdaya ledak mematikan di dalamnya, menyerupai bom Amerika yang didesain untuk menyerang sebuah pangkalan udara atau konvoi kendaraan lapis baja musuh.
Bom Tianlei 500 milik Cina. SINA
Tayangan di televisi CCTV7 pada Jumat pekan lalu, yang juga diliput South China Morning Post edisi Senin lalu, bukan tanpa maksud. Diyakini kalau program tayangan Tianlei 500 ditujukan kepada Taiwan yang baru saja meneken kontrak kesepakatan membeli 66 pesawat tempur baru F-16V dari Amerika Serikat. Pesan yang dikirim Beijing dianggap jelas, pembelian itu tidak akan ada artinya.
Tianlei 500 adalah sebuah bom berbobot 500 kilogram. Dia membawa 240 bom yang lebih kecil seukuran bola tenis di dalamnya yang bisa menyebar hingga mencakup luasan wilayah 6.000 meter persegi begitu dilepaskan. Desain itu memungkinkan Tianlei 500 berdampak merusak area yang lebih luas daripada penggunaan satu hulu ledak rudal.