TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat Yogyakarta mewaspadai potensi angin kencang hari ini. Potensi angin kencang 21-22 Agustus 2020 disebut akibat perbedaan tekanan udara.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menjelaskan berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer, tekanan udara di sebelah barat Australia berkisar 1.024 milibar (mb) dan tekanan udara di sebelah barat perairan Sumatera berkisar 1.010 mb. "Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan kecepatan angin di wilayah DIY," kata dia, Jumat.
Oleh sebab itu, Reni meminta masyarakat tetap waspada terhadap angin kencang yang diperkirakan memiliki kecepatan 40 sampai 49 km per jam. Saat menyebabkan gelombang tinggi di lautan, Reni mengatakan, angin yang sama di daratan, "Dapat menyebabkan seng atap rumah beterbangan, dahan pohon patah, baliho atau pohon atau tiang roboh."
Terpisah, BMKG mengumumkan beberapa wilayah di Jawa Timur saat ini sudah mengalami kekeringan ekstrem karena sudah lebih dari 60 hari berturut-turut tidak mengalami hujan. Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda, Teguh Tri Susanto, mengatakan ada empat Kabupaten di Jawa Timur yang mengalami kekeringan ekstrem tersebut.
Baca juga:
Studi: OTG Anak-anak Lebih Berbahaya Tularkan Covid-19
Keempatnya adalah Kabupaten Bangkalan, Pamekasan, Sampang dan Bondowoso. Selain itu beberapa kabupaten kota perlu diwaspadai akan mengalami kekeringan ekstrem karena sudah tidak mengalami hujan selama 31 sampai dengan 60 hari berturut-turut.
"Seperti di Kabupaten Banyuwangi, Lumajang, Mojokerto, Pamekasan, Probolinggo, Sidoarjo dan Trenggalek," katanya.