TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov telah mengumumkan bahwa Rusia siap bekerja sama dengan Huawei dalam pengembangan teknologi 5G. Lavrov menekankan bahwa Rusia tidak berniat untuk mengikuti langkah Amerika Serikat yang meminta perusahaan untuk tidak bekerja sama terkait 5G dengan Cina, khususnya dengan Huawei.
"5G adalah masalah penting bagi kami, sama seperti di seluruh dunia," ujar dia, seperti dikutip Sputnik News, Minggu, 23 Agustus 2020.
Seperti diketahui, Presiden Amerika Donald Trump telah melarang perusahaan di negaranya untuk bekerja sama dengan raksasa teknologi asal Negeri Tirai Bambu itu. Hal itu terjadi sejak Mei 2019, karena Amerika menganggap Huawei sebagai alat spionase pemerintah Cina, meski Huawei sudah beberapa kali menepis tuduhan itu.
Lavrov, politikus Rusia yang berusia 70 tahun, juga mencatat bagaimana Presiden Rusia Vladimir Putin menyebutkan dalam beberapa kesempatan bahwa jika Rusia tertinggal dalam pengembangan teknologi canggih, baik itu 5G atau kecerdasan buatan, itu akan berdampak buruk bagi negara.
"Rusia tertarik bekerja sama dengan negara lain untuk bersama-sama mengembangkan dan menerapkan teknologi modern," kata dia.
Masuknya Huawei ke dalam daftar hitam bisnis di Amerika membuat perusahaan Cina itu mengalami kesulitan, salah satunya kerja sama dengan Google yang diputus dan membuat Huawei tidak apat menggunakan layanan Google pada ponsel pintarnya serta harus mengembangkan sistem operasi sendiri, yaitu Huawei Mobile Service.
Awal bulan ini, Departemen Perdagangan Amerika juga semakin memperketat pembatasan pada akses Huawei ke teknologi Amerika, bersama dengan menambahkan lebih dari 30 afiliasi perusahaan di 21 negara ke daftar hitam ekonominya.
SPUTNIK NEWS | REUTERS