JAKARTA - Para peneliti termasuk dari University of California (UC), AS, baru-baru ini merilis laporan studi mengenai risiko penularan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19, pada beberapa spesies hewan, termasuk primata, burung, ikan, amfibi, reptil, dan mamalia.
Melansir CNBC TV 18, para peneliti tersebut mengungkapkan, sekitar 40 persen spesies berisiko terpapar SARS-CoV-2 diklasifikasikan sebagai hewan terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Bahkan, primata terancam punah seperti gorila dataran rendah barat, orangutan Sumatera, dan siamang pipi putih utara, tergolong memiliki risiko sangat tinggi terpapar virus corona Covid-19.
Selain itu, mamalia laut seperti paus abu-abu dan lumba-lumba hidung botol, serta hamster Cina juga tercatat sebagai hewan yang berisiko tinggi tertular virus. Pada hewan domestik dan ternak seperti kucing, sapi, dan domba memiliki resiko sedang, sedangkan anjing, kuda, dan babi memiliki risiko rendah.
“Kami berharap penelitian ini dapat menginspirasi praktik yang melindungi kesehatan hewan dan manusia selama pandemi,” ujar penulis utama studi dari UC, Harris Lewin, dikutip dari CNBC TV 18, pada Senin, 24 Agustus 2020.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti menggunakan analisis genomic untuk membandingkan struktur protein reseptor ACE2 yang digunakan oleh virus corona baru untuk memasuki sel di 410 spesies vertebrata yang berbeda. ACE2 sendiri biasanya ditemukan di berbagai sel dan jaringan, termasuk sel yang melapisi lapisan luar hidung, mulut, dan paru-paru.
Lebih lanjut, peneliti menerangkan terdapat 25 molekul asam amino yang membentuk ACE2, di mana 25 molekul tersebut merupakan protein penting bagi virus corona baru untuk mengikat dan masuk ke dalam sel manusia. Para peneliti kemudian mengevaluasi berapa banyak dari 25 molekul asam amino tersebut yang ditemukan dalam protein ACE2 dari spesies yang diuji.
“Hewan dengan 25 residu asam amino yang cocok dengan protein manusia diperkirakan berada pada risiko tertinggi untuk tertular SARS-CoV-2 melalui Ace2,” ujar rekan penulis studi dari UC, Joana Damas.
Meskipun demikian, para peneliti menegaskan bahwa risiko penularan virus corona pada hewan hanya diprediksi berdasarkan simulasi komputer. Risiko penularan sebenarnya hanya dapat dikonfirmasi dengan data eksperimen tambahan.
CNBCTV18 | MUHAMMAD AMINULLAH | EZ