TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti yang memeriksa kerangka hampir lengkap dari megapredator berusia 240 juta tahun telah menemukan fosil reptil besar lainnya di dalam perutnya.
Menurut penelitian yang terbit dalam jurnal ilmiah iScience, ichthyosaurus sepanjang 15 kaki (4,6mwter) yang dikenal sebagai Guizhouichthyosaurus telah menelan thalattosaurus sepanjang hampir 12 kaki (3,6 meter).
Profesor dari University of California Davis, Ryosuke Motani menerangkan Ichthyosaurus itu kemungkinan mati segera setelah melahap mangsanya. "Kami tidak pernah menemukan sisa-sisa artikulasi reptil besar di dalam perut predator raksasa dari zaman dinosaurus, seperti reptil laut," ujar dia seperti dikutip Fox News, Minggu, 23 Agustus 2020.
Menurut Motani, dia selalu menebak dari bentuk gigi dan desain rahang bahwa predator itu pasti memangsa mangsa besar, tapi sekarang dia belum memiliki bukti langsung. Sisa-sisa fosil Ichthyosaurus itu ditemukan di barat daya Cina pada tahun 2010 lalu.
Ichthyosaurus atau kadal ikan, merupakan hal yang tepat untuk menggambarkan makhluk raksasa penghuni laut itu. Ichthyosaurus paling awal yang diketahui memiliki tubuh panjang dan fleksibel dan kemungkinan berenang mirip dengan belut zaman modern, menurut artikel dari University of California Berkeley.
Mengingat ukuran mangsanya, ada kemungkinan ichthyosaurus dapat diklasifikasikan ulang sebagai predator puncak, yang menempatkannya di bagian atas rantai makanan selama awal Era Mesozoikum. "Predator laut yang menghirup udara telah menjadi komponen penting dari ekosistem laut sejak Trias," tulis para peneliti dalam ringkasan penelitian.
Banyak dari mereka dianggap predator puncak, tapi tanpa bukti langsung. Kesimpulan pola makan biasanya didasarkan pada bukti tidak langsung, seperti bentuk gigi. Mereka melaporkan fosil yang kemungkinan mewakili bukti tertua pemangsa megafauna, yaitu hewan yang setara atau lebih besar dari manusia, tetrapoda laut--thalattosaurus (panjang total sekitar 4 m) di dalam perut ichthyosaurus Trias Tengah (sekitar 5 m).
Para peneliti melanjutkan, pemangsa telah mencengkeram dengan gigi, tapi menelan tubuh mangsanya dalam satu hingga beberapa bagian. "Ada lebih banyak reptil laut Mesozoikum dengan gigi cengkeraman yang serupa, sehingga predator megafauna kemungkinan lebih besar," kata para peneliti.
Beberapa fosil ichthyosaurus yang ditemukan menunjukkan bahwa makhluk itu melahirkan untuk hidup, tumbuh muda. Tidak seperti dinosaurus laut, yang membingungkan Ichthyosaurus itu adalah mereka tidak bertelur.
Masih belum jelas kelompok vertebrata zaman modern mana yang paling dekat dengan ichthyosaurus, tapi para peneliti berpendapat bahwa mereka mungkin merupakan cabang dari diapsida, yang meliputi dinosaurus, burung, dan pterosaurus. Yang lain berpendapat bahwa itu sebenarnya adalah kerabat jauh penyu.
Para peneliti terus mempelajari lebih lanjut tentang ichthyosaurus berkat penemuan fosil terbaru.
Sejumlah fosil ichthyosaurus juga telah ditemukan baru-baru ini. Pada April 2018 , tulang rahang besar Ichthyosaurus berusia 205 juta tahun ditemukan di Inggris, yang menjadikannya salah satu hewan terbesar yang pernah hidup. Fosil ichthyosaurus berumur 180 juta tahun, yang juga mengandung bukti lemak dan kulit, ditemukan pada Desember 2018.
Sementara, pada Januari 2019, para peneliti menggunakan teknologi 3D untuk membuka rahasia tengkorak Ichthyosaurus berusia hampir 200 juta tahun, yang ditemukan di ladang petani Inggris pada 1955. Dan pada Desember, pria Inggris yang sedang berjalan-jalan dengan dua anjingnya di pantai di Inggris menemukan apa yang diyakini sebagai sisa-sisa fosil ichthyosaurus berusia 65 juta tahun.
FOX NEWS | ISCIENCE