TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Eropa telah menggelontorkan dana sebesar 336 juta Euro (setara Rp 5,8 triliun) untuk mengamankan setidaknya 300 juta dosis calon vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan AstraZeneca. Juru bicara Uni Eropa (UE) menerangkan penandatanganan dilakukan atas nama 27 negara anggota UE.
“Kami tidak dapat menunjukkan pada tahap ini harga spesifik per dosis," ujar juru bicara yang tidak disebutkan namanya, seperti dikutip Reuters, Kamis 27 Agustus 2020.
Dalam laman resmi UE juga disebutkan, melalui kontrak tersebut, semua negara anggota akan dapat membeli 300 juta dosis vaksin AstraZeneca, dengan opsi 100 juta dosis lagi, untuk didistribusikan secara merata.
Komisi Eropa juga membahas perjanjian serupa dengan produsen vaksin lain dan menyelesaikan pembicaraan eksplorasi yang sukses dengan Sanofi-GSK pada 31 Juli, Johnson & Johnson pada 13 Agustus, CureVac pada 18 Agustus, dan Moderna pada 24 Agustus.
Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Eropa, mengatakan komisi bekerja tanpa henti untuk menyediakan vaksin yang aman dan efektif bagi warga UE secepat mungkin. Menurutnya, penekenan kontrak dengan AstraZeneca merupakan langkah maju yang penting.
"Saya berharap dapat memperkaya portofolio vaksin potensial kami berkat kontrak dengan perusahaan farmasi lain dan terlibat dengan mitra internasional untuk akses universal dan setara ke vaksinasi," kata dia.
Vaksin Covid-19 AstraZeneca dikembangkan bekerja sama dengan University of Oxford. Mereka menggunakan pendekatan potensi vaksin adenovirus rekombinan dan kini sudah dalam Uji Klinis Tahap III berskala besar setelah hasil hasil di Tahap I/ II tentang keamanan dan imunogenisitas dinilai menjanjikan.
Selain dengan Uni Eropa, AstraZeneca juga membubuhkan kontrak dengan Amerika Serikat, Inggris, Aliansi Vaksin Gavi, dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapan Epidemi. Total untuk kesepakatan-kesepakatan itu, AstraZeneca menyiapkan produksi sebesar 700 juta dosis.
Baca juga:
Borong Vaksin Covid-19: Setelah dari Pfizer, AS Beli Juga dari Moderna
Tapi yang terbesar adalah yang dibuatnya dalam bentuk kesepakatan lisensi dengan Institut Serum India. AstraZeneca setuju mengirim satu miliar dosis untuk mendorong akses vaksin di negara-negara miskin lewat kesepakatan itu.
Kesepakatan juga dijalin untuk menyediakannya di Jepang, Rusia, Cina, Meksiko, Argentina, dan negara lainnya. Tapi pengirimannya akan sangat bergantung pada keberhasilan uji klinis final melibatkan 10 ribu relawan yang masih dilakukan
REUTERS | UE