TEMPO.CO, Jakarta - Tim dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengevakuasi seekor anak beruang madu liar dari areal perusahaan kelapa sawit di Kabupaten Indragiri Hulu. Kondisi anak beruang itu memprihatinkan karena cacat pada kedua kakinya.
“Anak beruang madu tersebut cacat permanen sehingga tidak bisa berjalan,” kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, dihubungi di Pekanbaru, Kamis 27 Agustus 2020.
Baca juga:
Semburan Lumpur Kesongo Sudah Sering Terjadi, Mirip Bledug Kuwu
Ia mengatakan evakuasi satwa dilindungi itu dilakukan tepatnya di areal PT Rimba Lazuardi, Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu. Beruang madu yang diperkirakan berusia dua bulan itu ditemukan oleh pihak perusahaan di konsesi perkebunan sawit itu.
“Saat ditemukan sudah tidak ada induk beruangnya, diduga anak beruang itu ditinggalkan karena kondisinya (cacat),” ujar Suharyono.
Ia mengatakan PT Rimba Lazuardi kemudian menyerahkan satwa tersebut ke tim penyelamat yang segera memeriksa kondisi si satwa. Tim sekaligus sosialisasi terkait upaya penanganan konflik satwa dan mengajak bersama-sama berperan dalam merawat, menjaga, dan melestarikan keberadaan satwa dilindungi.
Tim selanjutnya membawa anak beruang tersebut ke Kantor Bidang KSDA Wilayah I dan kemudian diserahkan ke Klinik BBKSDA Riau di Kota Pekanbaru untuk mendapat penanganan lebih lanjut secara intensif. Satwa dilindungi bernama latin "Helarctos malayanus" itu ditempatkan di kandang kecil dan terus mendapat pengawasan dari dokter hewan.
Anak beruang itu terlihat mengalami cacat di kedua kakinya sehingga tidak bisa berjalan. Pelepasliaran masih belum dipastikan karena kondisinya tidak memungkinkan untuk mandiri mencari makan. “Sampai sekarang anak beruang itu masih dibantu untuk makan madu dan minum susu,” katanya.