TEMPO.CO, Jakarta - Selama perang dingin, Uni Soviet mengembangkan Ekranoplan, sebuah wahana hibrida kapal-pesawat dengan teknologi Wings in Ground Effect (WIG). Diberi tenaga turbojet, Ekranoplan bisa melayang cepat di atas gelombang laut. Satu yang kemudian berhasil dibangun adalah Ekranoplan Lun Class dan dibekali persenjataan anti kapal yang sangat mematikan.
Kini, Ekranoplan yang dijuluki Monster Laut Kaspia itu tinggal nama. Sejarahnya sudah memasuki bab akhir, yaitu masuk museum. Kapal bersayap ini sejatiya hendak dipindahkan dari Pangkalan Angkatan Laut Kaspiysk menuju sebuah taman yang akan dijadikan museum pada 31 Juli 2020. Namun upaya pemindahan tersebut masih terkendala ketika Lun Class gagal ditarik ke daratan dan akhirnya teronggok di bibir pantai Laut Kaspia.
Kondisi tersebut tak ayal membuat Lun Class semakin terlihat buruk. Badan ekranoplan yang sudah kusam dan berkarat di sana sini sekarang menjadi lokasi swafoto bagi sebagian masyarakat yang melintas. Bahkan, ada juga masyarakat yang menaiki bagian sayap Lun Class untuk berfoto.
Lun Class dibangun pada 1987 dan beroperasi singkat saja, 1989 hingga 1990an. Pada awal pembangunannya, ekranoplan Lun Class dirancang sebagai ekranoplan pembunuh yang dapat melayang hanya beberapa inci di atas perairan, sehingga sulit terdeteksi oleh radar musuh. Ekranoplan ini juga dilengkapi delapan mesin turbojet yang dipasang di bagian depan pesawat untuk memberi kecepatan hingga 375 mil per jam.
Selama proses pembangunannya, proyek kapal bersayap itu mendapat perhatian besar dari NATO. Bagaimana tidak, Ekranoplan yang mampu terbang hingga kecepatan mach 3 ini, dibekali dengan enam rudal anti kapal SS-N-22 Sunburn. Rudal yang bisa membawa hulu ledak nuklir ini dinilai lebih mematikan ketimbang rudal Harpoon milik Angkatan Laut AS. Rudal tersebut dapat menjangkau target dari jarak 64 mil.
Ekranoplan. Instagram/@lamastor
Kemampuan membunuh yang dimiliki Lun Class tersebut tak ayal membuat ekranoplan ini dijuluki Monster Laut Kaspia. Dengan persenjataan yang dibawa, Lun Class bisa menenggelamkan kapal-kapal besar milik musuh, termasuk kapal induk Angkatan Laut AS.
Baca juga:
Rusia Luncurkan Uji Klinis Final Vaksin Covid-19 Sputnik V di Moscow
Namun, seiring keruntuhan Uni Soviet dan berakhirnya perang dingin, proyek Ekranoplan ini mandek. Hanya ada satu Lun Class yang berhasil di produksi, itupun dengan waktu dinas yang terbilang singkat dan tanpa pertempuran. Pada 1990-an, Lun Class pensiun dan disimpan di Pangkalan Angkatan Laut Kaspiysk.
MUHAMMAD AMINULLAH | ZW | POPULAR MECHANICS | FORBES