TEMPO.CO, Jakarta - Mutasi virus corona penyebab Covid-19 yang membuat virus itu sepuluh kali lebih mudah menginfeksi sel telah ditemukan di Indonesia. Mutasi tersebut diketahui sudah mendominasi kasus infeksi virus itu di dunia dan diduga berada di balik pandemi yang belum juga terbendung hingga kini.
Peneliti di Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pegatahuan Indonesia (LIPI), Wien Kusharyoto, mengatakan kalau tim dari LIPI telah menemukan mutasi virus itu secara langsung dalam sampel asal Jakarta dan Tangerang. LIPI melakukan whole genome sequencing menggunakan teknik yang dipelajari dari Oxford University.
Dia mengatakan kedua hasil pengurutan gen virus itu telah disetor ke basisdata internasional yang mengumpulkan hasil sekuensing virus corona Covid-19 dari berbagai sampel di dunia. "Ternyata sudah ada delapan sampel whole genome sequencing asal sampel Indonesia yang menunjukkan adanya mutasi virus itu," katanya saat dihubungi, Jumat 28 Agustus 2020.
Selain dua yang ditemukan tim dari LIPI, sisanya disebutkannya di-submit ke basidata itu oleh tim dari Yogyakarta (2), Bandung (2), dan Surabaya (2). Bahkan sampel dari Surabaya, tepatnya dari Universitas Airlangga, dilacaknya telah disubmit sejak April lalu. "Ini artinya sudah cukup lama dan kini semakin banyak ditemukan," kata Wien.
Sebelumnya, otoritas kesehatan di Malaysia, lalu Filipina, telah mengkonfirmasi keberadaan varian G dari Sars-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19 tersebut. Seperti telah diberitakan, mutasi D614G terjadi pada bagian protein sel paku yang menjadikannya lebih stabil. Padahal bagian itulah yang berperan penting bagi infeksi virus ke sel sehingga diduga pula menjadikannya lebih mudah menular.
"Teknik real time PCR hanya melacak infeksi virus, positif atau negatif, tidak bisa melihat perubahan protein itu," kata Wien.