TEMPO.CO, Jakarta - Serikat guru independen di Rusia meminta anggotanya tidak dipaksa menerima suntikan vaksin Covid-19 'Sputnik V'. Mereka merespons terhadap pro dan kontra penggunaan vaksin itu yang telah mengantongi izin dari pemerintahan setempat sekalipun belum menuntaskan uji klinisnya.
Vaksin Sputnik V saat ini telah diwajibkan bagi personel militer Rusia. Sejalan dengan itu, klinik di Moskow pada pekan lalu mulai menerima pasokan vaksin itu. Mulai pekan itu juga, tepatnya Rabu lalu, dokter dan guru akan menjadi yang pertama ditawari disuntik, sebagai bagian dari 40 ribu relawan uji klinis tahap tiga.
Presiden Rusia Vladimir Putin disebutkan setuju skema itu. Sedang Menteri Pertahanan Sergei Shoigu menegaskan, suntikan vaksin akan menjadi wajib bagi personel militer.
Reaksi dari Serikat Guru Uchitel bertepatan dengan pembukaan kembali sekolah di Rusia mulai hari ini Selasa, 1 September, sejak ditutup karena pandemi Covid-19 pada Maret lalu. Mereka membuat petisi online yang melarang uji coba vaksin wajib bagi guru sebelum semua uji klinis selesai.
"Kemungkinan kepala sekolah akan berada di bawah tekanan agar semua orang divaksinasi," tulis petisi tersebut.
Baca juga:
Fenomena Langit September Dibuka dengan Bulan Purnama Tengah Hari
Seorang pejabat senior di bidang pendidikan mengatakan kalau Uchitel sebenarnya hanya mewakili sekitar 700 dari 1,2 juta guru sekolah Rusia. Namun, dia menambahkan, hampir 1.400 orang telah menandatangani petisi itu.