TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan tidak akan membuka kegiatan tatap muka di sekolah walau pemerintah pusat mengizinkan daerah zona hijau dan kuning melakukannya.
"Telaah kami bersama pihak terkait untuk September ini tatap muka di sekolah tak digelar dulu, apalagi kasus Covid-19 yang menyerang anak-anak malah bertambah tingi," ujar Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY Didik Wardoyo kepada Tempo, Selasa, 1 September 2020.
Didik mengatakan satu-satunya jenjang yang masih memungkinkan tatap muka lebih cepat di DIY adalah jenjang sekolah menengah kejuruan atau SMK. SMK dimungkinkan buka paling cepat untuk tatap muka pada akhir September atau awal Oktober 2020 nanti.
“SMK pun tidak semuanya buka, hanya yang memungkinkan sarana-prasarananya untuk menerapkan protokol pencegahan Covid-19,” ujar Didik.
Dari 209 SMK di Yogya baik negeri dan swasta, dengan total murid sekitar 2000-an siswa, Didik mengatakan hanya seperempatnya saja yang dikalkulasi bisa mengikuti tatap muka karena sekolahnya siap untuk penerapan protokol.
Didik menambahkan, dari aspek kondisi sekolah, sebenarnya seluruh sekolah di DIY jaraknya tak terlalu jauh dari fasilitas kesehatan. Namun kedekatan dan koordinasi dengan layanan kesehatan itu saat ini tidak bisa jadi ukuran untuk meredam penularan Covid-19 yang di DIY justru angkanya semakin tinggi karena muncul klaster baru.
“Kami paling antisipasi agar jangan sampai muncul klaster sekolah. Kuliah tatap muka pun tak dilakukan semua kampus pada September ini, jadi untuk sekolah masih jauh untuk rencana tatap muka itu," ujarnya.
Didik membeberkan hasil dari pertemuan dengan asosiasi perguruan tinggi se-DIY Agustus 2020 lalu, untuk universitas negeri di Yogya, seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), juga Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga tetap tak menggelar tatap muka. Tatap muka hanya dilakukan oleh beberapa kampus swasta yang memang memungkinkan menerapkan protokol.
“Untuk pertengahan September ini beberapa kampus swasta sudah mulai tatap muka. Dari situ kami akan evaluasi lagi, apakah semua kampus bisa diizinkan dibuka lalu disusul oleh sekolah-sekolah,” ujarnya.
Didik mengatakan pihaknya juga telah berkomunikasi dengan Ikatan Dokter Anak dan wali murid terkait belum memungkinkannya tatap muka di sekolah digelar.
“Apalagi Ngarsa Dalem (Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X) juga memperpanjang status tanggap darurat bencana Covid-19 sampai akhir September. Opsi membuka tatap muka di sekolah masih jauh,” ujarnya.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 DIY mencatat lonjakan kasus positif Covid-19 pada usia anak baik usia dini maupun usia sekolah sejak akhir Maret hingga Agustus 2020.
Misalnya, dari 21-24 Juli 2020 lalu atau dalam empat hari ada sembilan anak dari usia 1-12 tahun terpapar Covid-19. Lalu pada 29 Agustus 2020, empat anak usia 0 -14 tahun juga positif terpapar virus.
Hasil pemeriksaan laboratorium dan terkonfirmasi positif di DIY dari tanggal 1-31 Agustus 2020 totalnya sudah ada sebanyak 1.425 kasus positif Covid-19.
Peningkatan kasus ini sebesar 100 persen lebih dibanding kasus terkonfirmasi positif Yogyakarta pada 31 Juli 2020 dengan total kasus positif terkonfirmasi 674 kasus.
PRIBADI WICAKSONO