Kontak jarak dekat antara pesawat tempur Amerika dan Rusia bukan kali pertama itu terjadi. Pada April lalu, misalnya, jet tempur Sukhoi Su-35 milik Rusia melakukan manuver mengancam pesawat anti kapal selam milik Angkatan Laut AS, P-8A, yang sedang terbang di ruang udara internasional di atas Laut Mediterania.
Amerika saat itu berulang kali menyatakan berada di langit internasional dan tidak melakukan provokasi. Insiden yang melibatkan manuver terbang terbalik Su-35 berjarak 25 kaki itu menyebabkan pesawat P-8A beserta para awaknya sempat mengalami guncangan (turbulensi) cukup lama.
Dampak yang mirip, meski singkat, tampak dalam video insiden dengan bomber B-52 di atas Laut Kaspia.
Pada 2018, terbang sergap serupa juga pernah terjadi. Kali itu melibatkan Su-27 Rusia terhadap pesawat intai laut P-3 Orion di atas Laut Hitam. Itu bisa jadi merupakan kontak udara dengan jarak paling dekat, yakni 5 kaki saja dan 'sukses' memaksa Orion kembali ke pangkalan setelah mengalami turbulensi hebat akibat sapuan flanker.
Sedang pada 2016, Su-27 beraksi atas P-8A Poseidon di atas Laut Hitam. Sama seperti saat insiden lainnya, Amerika berdalih berada di ruang udara internasional. Rusia menjawab kalau pesawat-pesawat itu semestinya mematikan transponder-nya saat mendekati perbatasan wilayah udaranya.
Baca juga:
Ekranoplan Lun Class, Monster Laut Soviet yang 'Tersandera' di Laut Kaspia
Jauh sebelumnya, pada 2001, pesawat tempur Cina juga melakukannya terhadap pesawat pemantau milik Angkatan Laut AS, EP-3 Aries--generasi sebelum P-8A Poseidon. Menyerempet hidung, manuver yang dilakukan berujung nahas untuk jet tempur itu yang jatuh terempas ke Bumi. Sedang Ep-3 yang rusak mendarat di Pulau Hainan, Cina.
MUHAMMAD AMINULLAH | ZW | POPULAR MECHANICS | BUSINESS INSIDER | NBC NEWS