TEMPO.CO, Jakarta - India melaporkan rekor peningkatan kasus baru Covid-19 dalam sehari, yang mencapai lebih dari 90 ribu kasus. Angka yang juga rekor dunia itu mendorong total kasus infeksi penyakit itu di India per hari ini, Minggu 6 September 2020, tembus 4,11 juta.
Dalam peta penularan Covid-19 global, India kini mendekati Brasil yang melaporkan 4,12 juta kasus. Keduanya berada di bawah Amerika Serikat yang menyumbang 6,2 juta dari total 26,9 juta kasus Covid-19 di dunia hingga saat artikel ini dibuat.
Baca juga:
Diare dan Muntah Tambah Daftar Gejala Covid-19 pada Anak-anak
Di India, data Kementerian Kesehatan negara itu melaporkan angka kematian Covid-19 sudah sebanyak 70.626 orang di mana 1.065 di antaranya berasal dari kasus 24 jam terakhir. Kebanyakan kematian dilaporkan dari negara bagian Maharashtra (636.574), Andhra Pradesh (382.104) dan Karnataka (283.298).
Kementerian Kesehatan setempat mencatat angka kasus sembuh yang dianggap melegakan, yakni 77,32 persen, karena jauh meningkat dari periode sebelumnya. Jumlah korban infeksi yang sembuh kembali juga disebut melampaui jumlah kasus aktif (orang yang sakit di antara kasus positif).
Terpisah, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Rusia juga dilaporkan telah tembus angka satu juta. Negara ini bergabung dengan AS, Brasil dan India sebagai penyumbang jumlah kasus dalam bilangan juta. Tapi angka kematian yang dilaporkan Rusia, 17.768 kasus, relatif kecil dibandingkan ketiganya yang juga tiga teratas dari total 880 ribu kematian Covid-19 di dunia hingga saat ini.
Perkembangan jumlah kasus itu yang melatari pernyataan pemimpin eksekutif Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) Kirill Dmitriev tentang vaksin Covid-19 Sputnik V. Dalam temu media secara virtual pada Jumat malam waktu Jakarta, dia mengungkap fokus utama fasilitas produksi vaksin itu yang berlokasi di Rusia akan difokuskan hanya untuk pasar domestik.
"Kami kemudian akan mengembangkan kemitraan bersama India dan sejumlah negara lain dengan fokus untuk pasar eksternal," ujar Dmitriev seperti dikutip dari ANTARA. Ia menambahkan bahwa hal kunci yang harus dilakukan di mana sekarang adalah menjamin pemenuhan kebutuhan vaksin dalam negeri.
Rusia mengembangkan Sputnik V dengan pendanaan dari RDIF dan penelitian yang dijalankan oleh Institut Riset Gamaleya--organ dari Kementerian Kesehatan Rusia. Pemerintah Rusia pada 11 Agustus lalu telah mengumumkan pemberian izin regulasi untuk produksi luas vaksin tersebut yang menjadikannya vaksin Covid-19 pertama di dunia.
Baca juga:
Rusia Jawab Vaksin Covid-19 Bawa Risiko Terjangkit HIV
Izin diberikan saat itu sekalipun Sputnik V belum menjalani uji klinis skala luas atau tahap III sehingga mengundang kecaman dari peneliti internasional. Gamaleya pun baru belakangan mempublikasikan hasil uji klinis awalnya. Kandidat vaksin itu, untuk uji skala kecil, terbukti mampu memicu respon imun tubuh seluruh relawannya.
HINDUSTAN TIMES | INDIAN EXPRESS | JHU