TEMPO.CO, Malang - Temuan tengkorak tak dikenal gegerkan warga Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Diduga tengkorak itu milik hewan karnivora atau hewan predator berusia lebih dari 50 tahun.
Penemunya bernama Lulut Edi Santoso, guru seni SMA Negeri 3 Malang. Lulut menemukannya di aliran Sungai Metro atau Kali Metro, Merjosari, pada Jumat malam, 4 September 2020. Temuan tersebut kemudian dilaporkannya kepada Luthfi Jayadi Kurniawan, seorang tokoh masyarakat yang juga salah satu penggagas Kampung Sehat Joyo Amerta, kampung wisata edukasi yang sedang dibangun di tepian Sungai Metro.
Pada Sabtu siang, 5 September 2020, temuan tengkorak ditunjukkan pertama kali kepada Tempo dan sejumlah warga di gazebo yang baru dibuat warga. “Saya dan teman saya menemukannya sekitar pukul 7 malam di aliran Sungai Metro waktu saya cari benda-benda bersejarah atau artefak-artefak di sungai. Kami menemukannya saat meraba-raba dasar sungai,” kata Lulut.
Menurut Lulut, ia menemukan tengkorak itu di kedalaman satu meter dan terjepit di bawah batu besar. Berat tengkorak ditaksir satu kilogram. Selain dilaporkan ke Luthfi, Lulut juga melaporkan temuannya kepada temannya yang bernama Aziz. Lulut menyebut Aziz sebagai orang yang biasa masuk-keluar hutan.
Lulut menirukan keterangan Aziz bahwa tengkorak itu bukan milik sapi maupun hewan ternak lainnya. Aziz pula yang pertama menduganya sejenis hewan karnivora kategori Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) yang sudah dinyatakan punah.
“Dari struktur muka yang mendatar memang enggak cocok dengan hewan ternak. Cocoknya dengan jenis karnivora. Sayangnya, bagian mulutnya hilang,” kata Lulut, guru yang suka melakukan susur sungai dan susur hutan untuk mencari benda-benda bersejarah itu.