Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Misteri Infeksi Kedua Covid-19 yang Membuat Ilmuwan Ragu

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Ruang rontgen rumah sakit sementara untuk pasien COVID-19 di AsiaWorld-Expo di Hong Kong, 1 Agustus 2020. RS ini juga diperuntukan bagi mereka yang masih menunggu untuk dirawat di rumah sakit. (Xinhua/Wu Xiaochu)
Ruang rontgen rumah sakit sementara untuk pasien COVID-19 di AsiaWorld-Expo di Hong Kong, 1 Agustus 2020. RS ini juga diperuntukan bagi mereka yang masih menunggu untuk dirawat di rumah sakit. (Xinhua/Wu Xiaochu)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa waktu lalu, masyarakat sempat dihebohkan dengan berita seorang pria di Hong Kong yang terinfeksi virus corona Covid-19 untuk kedua kalinya.

Diberitakan Tempo, pria tersebut pertama kali terinfeksi Covid-19 pada Maret 2020, dengan gejala ringan meliputi batuk, demam, dan radang tenggorokan. Pada Agustus 2020, pria tersebut kembali dinyatakan terinfeksi Covid-19, namun kali ini tanpa gejala.

Melansir Nature, pada Senin, 7 September 2020, menurut Iwasaki, yang sudah meneliti respons kekebalan terhadap virus SARS-COV-2 di Universitas Yale, New Haven, kasus tersebut merupakan kabar baik karena pada infeksi kedua tidak menimbulkan gejala.

Dengan kata lain, ada indikasi bahwa sistem kekebalan pria tersebut telah merekam virus corona yang pertama kali masuk sehingga bisa segera melakukan perlindungan.

Namun, beberapa hari kemudian, Iwasaki menjadi ragu atas pandangannya tersebut, pasalnya petugas kesehatan di Nevada melaporkan kejadian infeksi kedua kali dengan gejala yang lebih parah. Ada indikasi bahwa sistem kekebalan tubuh pada kasus di Nevada tidak bekerja sebagaimana mestinya. “Kasus Nevada tidak membuat saya bahagia,” ujar Iwasaki.

Perbedaan pendapat merupakan hal yang biasa di dunia penelitian, khususnya pada kasus pandemi Covid-19. Iwasaki pun memahami dirinya tidak dapat menarik kesimpulan secara langsung tentang respons imun jangka panjang terhadap SARS-COV-2.

Dari kasus infeksi berulang yang sudah terjadi, muncul beberapa hal yang belum bisa dijawab dengan pasti. Melansir Nature, berikut beberapa hal tersebut;

  • Kemungkinan infeksi kembali terjadi

Laporan mengenai infeksi ulang virus corona sudah diterbitkan oleh beberapa penelitian, namun pada penelitian baru ini, peneliti mencoba mengungkap bahwa infeksi corona kedua berbeda dengan infeksi yang pertama.

Untuk mengetahuinya, tim peneliti dari Hongkong dan Nevada mengurutkan genom virus dari infeksi pertama dan kedua. Keduanya menemukan bahwa virus pada infeksi pertama dan kedua memiliki banyak perbedaan, dengan kata lain, terdapat dua virus berbeda dalam kedua infeksi tersebut.

Namun, dengan dua contoh kasus tersebut, masih belum jelas seberapa sering infeksi ulang terjadi, terlebih terdapat 26 juta infeksi virus corona yang tercatat di seluruh dunia. Penelitian mengenai seberapa umum infeksi ulang terjadi masih harus dikembangkan untuk mendapat informasi yang lebih akurat. Terlebih beberapa negara tengah mengalami wabah dengan virus corona yang telah bermutasi.

  • Tingkat Keparahan
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berbeda dengan Iwasaki, ahli virologi dari Francis Crick Indtitute di London, Jonathan Stove, mengatakan dirinya memiliki keraguan terhadap kurangnya gejala dari infeksi kedua yang dialami pria di Hong Kong. Steve mencatat bahwa tingkat keparahan Covid-19 yang dialami setiap orang sangat bervariasi, bergantung pada variabel dosis awal virus, perbedaan varian virus, dan tingkat kesehatan orang tersebut.

Menurut ahli imunologi dari Universitas Queensland dan Institut Walter and Eliza Hall, Gabrielle Belz, mempelajari memori imunologis yang mempengaruhi gejala selama infeksi juga sangat penting, khususnya untuk pengembangan vaksin. Apabila gejala umum pada infeksi kedua berkurang seperti pada kasus pria di Hong Kong, ada kemungkinan sistem kekebalan merespons infeksi kedua sebagaimana mestinya.

Namun, apabila gejala yang muncul pada infeksi kedua lebih buruk seperti yang terjadi pada kasus di Nevada, ada kemungkinan sistem kekebalan tidak bekerja dengan baik. Misalnya, orang yang pernah terinfeksi Covid-19 bisa jadi memiliki sel kekebalan yang sudah tidak berfungsi baik lagi pada infeksi kedua.

  • Dampak terhadap pengembangan vaksin

Spesialis penyakit menular anak di Rumah Sakit Anak di Boston, Richard Malley, mengatakan secara umum, vaksin yang paling mudah dibuat adalah vaksin untuk melawan penyakit di mana infeksi premier mengarah pada kekebalan yang tahan lama, seperti Campak dan Rubella.

Meskipun demikian, bukan berarti vaksin untuk melawan SARS-COV-2 tidak dapat bekerja efektif untuk varian infeksi kedua. Dia menambahkan, beberapa vaksin mungkin memerlukan suntikan penguat untuk menjaga kemampuannya.

“Hal ini seharusnya tidak menyiratkan bahwa vaksin tidak akan dikembangkan, atau kekebalan alami terhadap virus tidak terjadi,” ujar Malley. Namun dia juga tidak menampik dirinya memiliki kekhawatiran bahwa vaksin hanya akan mengurangi gejala selama infeksi kedua, bukan mencegah datangnya infeksi kedua tersebut.

Vaksin memang akan memberikan manfaat, tapi ada kemungkinan orang yang divaksinasi akan menjadi orang tanpa gejala sehingga membahayakan kelompok rentan seperti orang tua.

NATURE | MUHAMMAD AMINULLAH | EZ

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

7 jam lalu

Pengunjung yang mengenakan masker pelindung berdoa pada hari kerja pertama Tahun Baru 2023 di kuil Kanda Myojin, yang sering dikunjungi oleh para pemuja yang mencari keberuntungan dan bisnis yang makmur, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, 4 Januari , 2023. REUTERS/Issei Kato
Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

Otoritas kesehatan Jepang telah memperingatkan adanya lonjakan infeksi radang tenggorokan yang berpotensi mematikan


Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Meminta Pemilihan Ulang

2 hari lalu

Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Meminta Pemilihan Ulang

Permohonan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud serupa, yakni meminta Mahkamah Konstitusi mendiskualifikasi Gibran dan pemilihan presiden ulang.


Pulang Umrah, Fadel Muhammad Penuhi Panggilan KPK untuk Diperiksa dalam Kasus Korupsi APD Covid-19

3 hari lalu

Kepala Bagian Pemberitaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ali Fikri saat ditemui di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan pada Selasa, 23 Januari 2024. Tempo/Mutia Yuantisya
Pulang Umrah, Fadel Muhammad Penuhi Panggilan KPK untuk Diperiksa dalam Kasus Korupsi APD Covid-19

Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad diperiksa dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat pelindung diri (APD) Covid-19 di Kemenkes.


Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

4 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

Vaksinasi tuberkulosis sebagai penanganan imunologi diharapkan bisa perpendek durasi pengobatan, sederhanakan regimen atau perbaiki hasil pengobatan


Umroh, Fadel Muhammad Tak Penuhi Panggilan KPK sebagai Saksi Kasus Korupsi APD Covid-19

10 hari lalu

Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad.
Umroh, Fadel Muhammad Tak Penuhi Panggilan KPK sebagai Saksi Kasus Korupsi APD Covid-19

KPK memanggil Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad sebagai saksi dugaan korupsi pengadaan APD Covid-19 di Kemenkes.


Kadis Kesehatan Sumut dan Rekanan Ditetapkan Tersangka Korupsi Pengadaan APD Covid-19 Sebesar Rp24 Miliar

15 hari lalu

Kadis Kesehatan Sumatera Utara Alwi Mujahit dan rekanannya, Robby Messa Nura menjadi tersangka korupsi penyelewengan dan mark-up pengadaan APD Covid-19 di Dinas Kesehatan Sumut Tahun Anggaran 2020. Foto Istimewa
Kadis Kesehatan Sumut dan Rekanan Ditetapkan Tersangka Korupsi Pengadaan APD Covid-19 Sebesar Rp24 Miliar

Diduga RAB pengadaan APD Covid-19 yang diteken Kadis Kesehatan Sumut itu tidak disusun sesuai ketentuan sehingga nilainya melambung tinggi.


Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

15 hari lalu

Kadis Kesehatan Sumatera Utara Alwi Mujahit dan rekanannya, Robby Messa Nura menjadi tersangka korupsi penyelewengan dan mark-up pengadaan APD Covid-19 di Dinas Kesehatan Sumut Tahun Anggaran 2020. Foto: Istimewa
Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

Kedua tersangka bisa dijerat dengan hukuman mati karena dugaan korupsi pengadaan barang saat situasi bencana pandemi Covid-19.


Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

16 hari lalu

Tenaga medis dengan alat dan pakaian pelindung bersiap memindahkan pasien positif COVID-19 dari ruang ICU menuju ruang operasi di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Rabu, 13 Mei 2020. REUTERS/Willy Kurniawan
Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

Setidaknya ada 731 tenaga medis meninggal saat bertugas pandemi Covid-19, sekitar 4 tahun lalu.


4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

16 hari lalu

Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.


Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

17 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?