TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti di Rusia telah menyelesaikan uji coba tahap awal pada manusia dari kandidat vaksin Covid-19 kedua, yang dikembangkan Siberia’s Vector virology institute. Kandidat vaksin itu dilaporkan merupakan suntikan berbasis peptida dan mulai uji coba tahap 2 pada manusia pada 27 Juli 2020.
"Hari ini kelompok terakhir dari 20 sukarelawan telah dipulangkan dari rumah sakit. Semua 100 relawan divaksinasi dengan dua dosis dan telah menyelesaikan periode pemantauan 23 hari di rumah sakit. Para relawan merasa baik," komentar tertulis dari para peneliti, seperti dikutip Fox News, Selasa, 8 September 2020.
Kantor berita dari Rusia Interfax melaporkan bahwa hasil dari pengujian akan dipublikasikan pada 30 September.
Secara terpisah, peneliti lain mengatakan vaksin berbasis adenovirus, yang disebut Sputnik V, aman, ditoleransi dengan baik dan menginduksi respons imun humoral dan seluler yang kuat terhadap Sars-Cov-2. Hal itu merupakan temuan para peneliti dari Pusat Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Nasional Gamaleya, pengembang vaksin pertama dati Rusia.
Uji coba awal Rusia sangat dikritik karena telah menerima persetujuan pemerintah bulan lalu setelah hanya diuji pada beberapa lusin orang sebelum dilakukan secara luas. Anthony Fauci, pakar penyakit menular dari Amerika Serikat telah membuat peringatan serupa.
“Kami harus berhati-hati ketika mendengar dari Rusia, Cina atau di mana pun mereka memiliki vaksin yang mereka tahu berfungsi," kata Fauci kepada Healthline bulan lalu. "Mereka mungkin memiliki produk dan bersedia mengambil risiko untuk diberikan kepada orang-orang tanpa harus menunjukkan bahwa itu efektif atau aman."
FOX NEWS | INTERFAX | REUTERS