Di dalam studi tercatat, salah satu faktor prediktif yang menyebabkan perilaku adiksi internet di masa pandemi adalah dorongan mencari informasi terkait penyakit Covid-19. Stres psikologi yang timbul akibat rasa takut terhadap infeksi virus juga bisa mendasari seseorang untuk mencari rekreasi melalui aktivitas online atau internet sebagai salah satu bentuk adaptasi.
Ada tiga kuesioner yang digunakan dalam penelitian, yaitu Kuesioner Diagnostik Adiksi Internet (KDAI), Symptoms Checklist 90 (SCL-90), dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Kuesioner disebarkan secara online melalui media sosial oleh tim peneliti sejak 28 April hingga 1 Juni 2020.
Selain itu, kuesioner juga dikirim ke sekretaris dari setiap perusahaan milik negara dan akademisi universitas. Penelitian ini menggunakan strategi respondent driven sampling, artinya responden penelitian diminta untuk membantu menyebarkan link kuesioner kepada orang lain.
Di dalam penelitian ditulis perlunya mewaspadai penggunaan internet berlebih, karena justru bisa memperberat rasa cemas, depresi, dan mendorong perilaku kompulsi yang semakin memperparah infeksi Covid-19. Ini, studi menyebutkan, terutama pada individu dengan kasus suspek atau terkonfirmasi Covid-19 dalam rumah tangga atau isolasi mandiri.
"Situasi ini memiliki peluang lebih tinggi untuk terjadi karena mereka memiliki skor psikopatologi dua kali lebih tinggi."
Baca juga:
Nomor Ponsel Siswa untuk Kuota Internet Gratis, Sebagian Tidak Aktif
Secara umum, hasil penelitian diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kondisi kesehatan psikologisnya di masa pandemi ini. Juga bisa menjadi dasar bagi pemerintah untuk menyusun regulasi penggunaan internet dan kebijakan publik lainnya.