JAKARTA - Tim ilmuwan dari Washington University dan Roslin Institute Edinburgh University menciptakan hewan ternak pertama yang direkayasa genetiknya untuk diplot sebagai pejantan pengganti. Alasannya adalah untuk peningkatan dan perbaikan produksi pangan di mana hewan-hewan itu akan digunakan untuk menghasilkan keturunannya yang 'elite', yang lebih besar, sehat dan gemuk.
Sang induk disebut pejantan pengganti karena sejak embrio gen spesifik yang bertanggung jawab untuk kesuburan hewan itu telah dilumpuhkan. Hewan itu dibiarkan tumbuh steril dan karenanya bertubuh sehat.
Dia baru akan bisa mulai produksi sperma setelah ditanamkan pada testisnya sel induk (stem cell) dari pejantan donor yang secara genetik juga sudah terseleksi. Disinilah awal peran hewan itu menjadi pejantan pengganti.
Diharapkan keturunan yang dihasilkan oleh sperma itu bisa tahan penyakit atau dagingnya berkualitas lebih baik. Selain juga postur yang lebih ideal. Terobosan berupa editing gen induk hewan tersebut juga dianggap potensial menyelamatkan spesies tertentu dari kepunahan.
“Dengan teknologi ini, kita bisa menghasilkan penyebaran produk yang lebih baik sesuai kriteria yang diinginkan dan efisiensi produk makanan juga akan meningkat,” kata Jon Oatley, ahli biologi reproduksi di Washington State University, Amerika Serikat, yang juga kepala penelitian tersebut.
Dalam penelitiannya, tim menggunakan beberapa hewan meliputi babi, kambing, sapi, dan tikus untuk dijadikan pejantan pengganti saat dewasa. Mereka menggunakan alat yang disebut sepasang gunting molekuler, CRISPR-Cas9, memotong DNA menggunakan virus yang tidak berbahaya, untuk melumpuhkan gen kesuburan jantan dalam embrio hewan-hewan tersebut.