TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 10 SMK Kesehatan dari Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, DI Yogyakarta, dan DKI Jakarta akan menyiapkan 188 lulusan yang akan bekerja di Jepang sebagai 'caregiver'. Mereka akan dibekali visa kerja Tukutegino/Spesifieid Skill Workker (SSW).
Persiapan itu dilakukan lewat program kerja sama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Adapun negara Jepang dituju karena jumlah anak muda atau angkatan kerja di dalam negerinya yang semakin berkurang, sebaliknya dengan populasi pensiunan.
Peluang kerja dinilai semakin besar di era pandemi Covid-19 di mana banyak lansia tidak dimungkinkan bepergian dan membutuhkan pendamping untuk aktivitasnya sehari-hari. "Permintaannya pada 2020 saja sebanyak 1.200 caregiver," ujar Deputi Penempatan dan Perlindungan Kawasan Amerika dan Pasifik Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Dwi Anto.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto mengatakan kondisi Jepang sama seperti Korea Selatan dan Taiwan yang menurutnya membuka peluang bagi Indonesia. "Inilah peluang bagi para pejuang dan pahlawan devisa. Tidak hanya dalam bidang 'caregiver', tetapi juga bidang-bidang pekerjaan lainnya," ujar Wikan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.
Direktur Sekolah Menengah Kejuruan, M Bakrun, menegaskan bahwa program pelatihan tenaga kerja SMK ke Jepang itu disentuh melalui bantuan penguatan SMK maupun pusat keunggulan. Prioritas program itu adalah lulusan SMK Kesehatan (kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan, Keperawatan Sosial, dan Pekerja Sosial) 2020.
Para calon peserta pelatihan telah disiapkan oleh sekolah masing-masing dalam kemampuan Bahasa Jepang setara N5. Kemampuan bahasa tersebut akan ditingkatkan untuk mencapai sertifikat dari Japan Foundation untuk kemampuan Bahasa Jepang level JLPT N4 atau setara JFT Basic A2 dan memiliki sertifikat setelah melalui pelatihan selama empat hingga enam bulan.
Baca juga:
Program Fast Track SMK 4 Tahun, Ini Penjelasan Kemendikbud
"Pandemi menyebabkan banyak PHK, namun tenaga caregiver justru banyak dibutuhkan," katanya.