Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ratusan Gigi Spinosaurus 100 Juta Tahun Lalu Ditemukan di Gurun Sahara

image-gnews
Spinosaurus. Livescience.com
Spinosaurus. Livescience.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan dari University of Portsmouth, Inggris, telah menemukan ratusan gigi dinosaurus karnivora Spinosaurus di dasar sungai kuno yang mengalir melalui Gurun Sahara. Predator raksasa itu memiliki tinggi 50 kaki (15 meter) dan tujuh ton yang hidup di Afrika Utara sekitar 95 hingga 100 juta tahun yang lalu.

Berdasarkan catatan fosil yang terbatas, para ilmuwan telah lama percaya bahwa itu adalah penghuni darat. Namun, penemuan ekor Spinosaurus di dasar sungai prasejarah Kem Kem di Maroko, yang dilaporkan pada April di jurnal Nature, mendukung teori bahwa Spinosaurus adalah hewan semi-akuatik dan menggunakan bagian tubuhnya untuk bergerak di air seperti dayung.

Sekarang para peneliti telah mengidentifikasi ratusan gigi predator yang lebih besar dari Tyrannosaurus itu, dan kembali menegaskan bahwa kadal raksasa itu adalah 'monster sungai' di kehidupan nyata. Dalam laporan menurut yang diterbitkan dalam jurnal Cretaceous Research, predator masif itu adalah dinosaurus paling umum di Kem Kem, yang mengalir melalui Sahara 100 juta tahun lalu.

Peneliti dari University of Portsmouth Aaron Quigley, mengatakan gigi Spinosaurus mudah diidentifikasi dari 1.200 sisa gigi yang ditemukan di Kem Kem. "Mereka memiliki penampang bundar yang halus yang berkilau saat diangkat ke cahaya," kata Quigley, seperti dikutip Daily Mail, Senin, 21 September 2020.

Sekitar 1.200 sisa gigi diurutkan berdasarkan spesies dan hampir setengahnya berasal dari Spinosaurus. "Jumlah besar gigi yang kami kumpulkan mengungkapkan bahwa Spinosaurus ada di sana dalam jumlah besar, terhitung 45 persen dari total sisa gigi," kata ahli paleobiologi University of Portsmouth, David Martill.

Menurut Martill, banyaknya temuan mereka merupakan cerminan dari gaya hidup akuatik mereka. Dinosaurus terestrial itu--yang berkeliaran di permukaan tahan-- merupakan kurang dari satu persen dari fragmen gigi di satu situs Kem Kem, dan hampir 5 persen di tempat lain, menurut laporan itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Hewan yang sebagian besar hidupnya di air lebih mungkin menyumbangkan gigi ke di sungai daripada dinosaurus yang mungkin hanya mengunjungi sungai untuk minum dan mencari makan di sepanjang tepiannya," kata Martill.

Dari penelitian ini ilmuwan dapat memastikan lokasi tersebut sebagai tempat di mana dinosaurus raksasa ini tidak hanya hidup, tapi juga mati. Hasilnya sepenuhnya konsisten dengan gagasan tentang 'monster sungai' yang benar-benar tinggal di air.

Spinosaurus pertama kali ditemukan oleh ahli paleontologi Jerman Ernst Stromer selama penggalian di Mesir antara tahun 1910 dan 1914. Lebih panjang dari Tyrannosaurus rex dewasa, karnivora itu memiliki moncong memanjang di atas rahang mirip buaya yang berbulu dengan gigi kerucut yang membuatnya lebih mudah untuk menangkap mangsanya.

Stromer menamai makhluk itu Spinosaurus, atau 'kadal tulang belakang', setelah terlihat duri khas yang panjang di punggungnya. Dia membawa puluhan fosil Spinosaurus kembali ke Museum Paleontologi Munich, tapi mereka hancur ketika kota itu dibom oleh sekutu dalam Perang Dunia II.

DAILY MAIL | NATURE | CRETACEOUS RESEARCH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

1 hari lalu

Ilustrasi ular dari keluarga MadtsoiidaeNewscientist.com/dimodifikasi dari nixillustration.com
Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.


Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

15 Februari 2024

Petugas menyiapkan alat Radioterapi Linear Accelerator, (LINAC) Elekta Versa HD di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, Jumat 6 Januari 2023. Pada HUT Ke-51 RSPP, rumah sakit tersebut meresmikan fasilitas Radioterapi Linac untuk penanganan penyakit kanker dengan komplikasi yang lebih sedikit sehingga memungkinkan pasien pulih lebih cepat. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

Vladimir Putin mengkonfirmasi ilmuwan bidang medis di Rusia sedang berusaha membuat vaksin untuk melawan penyakit kanker.


Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

10 Februari 2024

Sejumlah civitas akademika dan guru besar dari berbagai fakultas UGM membacakan Petisi Bulaksumur menyesalkan berbagai penyimpangan pemerintahan Jokowi, di Balairung UGM, Yogyakarta, Rab, 31 Januari 2024. EIBEN HEIZER/TEMPO
Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

Sivitas akademika dari puluhan universitas terus melakukan kritik terhadap Jokowi, menjelang Pemilu 2024. Apakah itu sivitas akademika?


Cari Durian Jatuh, Mahasiswa KKN Unpad Temukan Fosil Gastropoda dan Pelecypoda

1 Februari 2024

Kolase foto dua jenis fosil Gastropoda atau siput (kiri) dan Pelecypoda atau kerang (kanan) yang ditemukan mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) di pelataran rumah warga di Pangandaran. (Dok. Unpad)
Cari Durian Jatuh, Mahasiswa KKN Unpad Temukan Fosil Gastropoda dan Pelecypoda

Penemuan fosil tersebut menjadi bekal untuk akademisi dalam melakukan penelitian lanjutan terkait keberadaan fosil satwa purba di Pangandaran.


Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

25 Januari 2024

Ilustrasi asteroid. youtube.com
Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

Asteroid ini bisa dilihat masyarakat di sekitar Berlin, Jerman, dengan bentuk seperti pancaran sinar bola api.


Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

14 Januari 2024

Hasil sinar-X dan penelitian yang dilakukan oleh Institute of Legal Medicine of Peru terhadap 'mumi alien' yang menyimpulkan bahwa itu adalah boneka yang terbuat dari tulang binatang dipajang di Lima, Peru, 12 Januari 2024. REUTERS/Sebastian Castaneda
Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

Para ilmuwan menyatakan 'mumi alien' di Peru sebenarnya adalah boneka yang terbuat dari tulang Bumi.


Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

12 Januari 2024

Rekonstruksi spesies dinosaurus yang baru diidentifikasi Tyrannosaurus mcraeensis, berdasarkan sebagian fosil tengkorak yang dikumpulkan di New Mexico, AS Sergei Krasinski/Handout via REUTERS
Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

Para ilmuwan menyimpulkan fosil New Mexico adalah spesies Tyrannosaurus baru.


Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

10 Januari 2024

Pemandangan danau Tefe di sungai Solimoes yang terkena dampak suhu panas dan kekeringan di Tefe, negara bagian Amazonas, Brasil, 1 Oktober 2023. REUTERS/Bruno Kelly
Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

Rata-rata pada tahun 2023 suhu bumi lebih panas 1,48 derajat Celcius dibandingkan periode pra-industri pada tahun 1850-1900.


Ilmuwan Temukan Spesies Dinosaurus Baru Bernama Farlowichnus Rapidus

24 November 2023

Dinosaurus pemakan daging terkecil
Ilmuwan Temukan Spesies Dinosaurus Baru Bernama Farlowichnus Rapidus

Para ilmuwan mengidentifikasi spesies dinosaurus baru dari jejak kaki di Brasil.


Usai Penemuan Satwa Langka di Papua, Kini Kawasannya Ditanami Bambu

16 November 2023

Seekor echidna berjalan di tengah vegetasi di Pegunungan Cyclops, Papua, Indonesia 22 Juli 2023. Ekspedisi Cyclops/Handout via REUTERS
Usai Penemuan Satwa Langka di Papua, Kini Kawasannya Ditanami Bambu

Pemerintah Provinsi Papua melakukan penanaman bibit bambu di daerah penyangga Cagar Alam Pegunungan Cycloop.